Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah Cara Atasi 4 Kata "Tidak" Penghambat Kita dalam Menulis

2 September 2021   10:14 Diperbarui: 2 September 2021   10:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis juga begitu. Sepotong ide kecil yang ditorehkan di awal bisa mengundang ide-ide lainnya yang datang susul-menyusul belakangan. Belum percaya atau belum pernah mencoba? Percayalah dan cobalah.

Kedua, tidak punya waktu.

Ini adalah alasan paling klasik yang sering menjadi dalih untuk tidak menulis. Hal ini sering dikatakan atau dijadikan dalih oleh mereka yang tidak benar-benar kuat moitivasinya untuk menulis atau untuk menjadi penulis.

Kurangnya motivasi menulis atau menjadi penulis akan melahirkan banyak alasan ketika ada orang lain atau penulis lain mendorongnya untuk memulai menulis. Tidak memiliki waktu adalah salah satu alasannya.

Benarkah tidak punya waktu? Atau, apakah karena kurangnya kemauan untuk menulis? Memang, diperlukan kemauan dan tekad kuat untuk menulis dan menjadi penulis. Tidak bisa setengah hati dan setengah usaha. Mesti full spirit. Tanpa itu, maka menghasilkan karya tulis hanya tetap dalam angan-angan tanpa pernah menjadi kenyataan.

Dalam kebanyakan kasus, tidak punya waktu hanyalah dalih belaka. Sebenarnya sesibuk apa pun seseorang, jika ia mempunyai kemauan keras untuk menulis secara konsisten, pasti ia bisa mengatur waktu.

Pertanyaan utamanya adalah, apakah yang bersangkutan menempatkan kegiatan menulis pada prioritas atas? Atau, malah tidak menjadi kegiatan prioritas sama sekali, bahkan tidak ada dalam daftar kegiatan harian.

Nah, kalau hendak menjadi penulis, para penulis senior yang telah banyak menghasilkan karya menyarankan kita untuk mengalokasikan waktu untuk menulis. Sebisanya setiap hari atau dua hari sekali menghasilkan sebuah karya. Setidaknya sekali dalam seminggu bisa menghasilkan satu artikel.

Ketiga, tidak mau repot dengan teori menulis.

Menulis itu teori, praktik, dan seni. Bagaimana pertaliannya? Setiap penulis, mau tak mau, mesti belajar juga tentang teori menulis. Ia tidak bisa melabrak begitu saja aturan dalam dunia tulis-menulis.

Ia harus membekali diri dengan perbendaharaan kata. Ia mesti belajar membuat kalimat yang efektif, membuat peralihan antarkalimat, mempedomani ejaan, berpegangan pada kata-kata baku, memiliki penalaran yang baik, dan seterusnya. Dengan pegangan itu, ia akan bisa menuangkan idenya dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun