Di tengah situasi pandemi saat ini, mau tidak mau kondisi tersebut berimbas pula pada usaha nasi kuning Bu Irah. Meningkatnya harga bahan pokok dan menurunnya minat pembeli, membuat ibu Irah harus mengurangi volume penjualannya agar selalu habis dan tetap dapat berjualan setiap hari.
Walau dengan keuntungan yang tidak seberapa, bersyukur adalah kunci utama. Ia hanya berharap selalu diberi sehat dan kuat. Apabila jualannya tidak habis, maka ia akan membagikannya kepada sanak saudara atau dikonsumsi sendiri.
Dari kisah kehidupan ibu Irah, saya belajar arti kesabaran, ketabahan dan keikhlasan. Berpangku tangan dan berkeluh kesah bukanlah solusi menjalani kehidupan. Dengan bersyukur berapa pun rejeki yang kita terima akan terasa cukup dan membuat hati bahagia.
Semoga kisah ini bermanfaat dan menginspirasi kita agar tidak mudah berputus asa menghadapi kesukaran hidup yang mendera.
***
Ditulis oleh Radian Kristiani untuk Inspirasiana guna mengikuti lomba mini "Sejuta Kebaikan untuk Pedagang Kecil".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H