Kebutuhan untuk menulis dirasa penting bagi jiwa-jiwa merdeka. Kecuali untuk mereka yang membiarkan kenangan dan momen berharga menguap di kepala.
Henry David Thoreau, mungkin tidak pernah menyangka bahwa buku yang ditulisnya mampu memberi inspirasi bagi tokoh yang lahir setelah ia tiada. Sebutlah Ernest Hemingway, Mahatma Gandhi, dan John F. Kennedy.
Padahal pada tahun 1854, buku berjudul "Walden; or, Life in the Woods"Â hanya terjual sebanyak 2000 cetakan (Sumber: Wikipedia).
Buku tersebut berisi pengalaman hidupnya selama dua tahun. Rekaman dari kenyataan yang dialami, serta gagasan seputar tatanan kehidupan.
Pada masa hidupnya, mungkin tulisan Thoreau dianggap kurang menarik. Namun ternyata berdampak besar pada masa-masa setelahnya.
Kita tak pernah tahu siapa yang akan membaca tulisan kita. Namun, setidaknya kita sudah mencurahkan sebuah tanda di alur masa kehidupan dengan menulis.
Bila pada masa lalu seorang raja atau sultan mempekerjakan juru tulis untuk menyusun seluruh peristiwa dan kejayaan kerajaan. Maka pada saat ini semua orang dapat menjadi bagian dari sejarah hanya dengan menulis.
Selamat mencoba dan selamat senantiasa tetap menulis. Mencatatkan sejarah dan siapa tahu kelak bahkan tercatat sebagai sejarah.
Dituliskan oleh Dian Albatami untuk Inspirasiana.