Padahal, sapaan adalah ungkapan cinta yang sederhana tetapi efektif.
Karyawan-karyawati toko kami dan kami sebagai majikan tak lupa menyapa. Setidaknya ketika saat pertama berjumpa di pagi hari atau pada saat pergantian giliran jaga toko.Â
Cukup dengan "selamat pagi; halo; piye kabare (apa kabar)" dan kata-kata sapaan lain, suasana tempat kerja menjadi hangat. Kepada pengungjung toko dan distributor barang, sapaan penuh ketulusan juga kami sampaikan.
"Ngersakken napa?" (bahasa Jawa halus yang artinya: Anda memerlukan [barang] apa?) menjadi andalan untuk menyapa pelanggan. Jika beruntung, pembeli pun membalas dengan ramah dan senyum indah yang bikin klepek-klepek.
3. Saya dan Anda bak saudara sendiri
Sejak lama keluarga kami selalu menganggap pegawai sebagai saudara-saudari sendiri. Kepada anak-anak, orang tua kami mengajarkan sikap hormat pada setiap karyawan dan karyawati.
"Kalau minta tolong jangan main perintah. Bilang baik-baik: "Mas/Mbak, boleh minta tolong ambilkan itu?" Demikian cara orang tua mendidik kami untuk memperlakukan karyawan sebagai saudara-saudari sendiri.Â
Sebenarnya lebih mudah bilang: "Cepetan ambilkan itu!" pada bawahan. Akan tetapi, cara meminta bantuan pun memengaruhi suasana kehangatan di tempat kerja.
4. Silaturahmi
Keakraban dengan rekan kerja serta atasan pun perlu dijalin di luar tempat kerja. Juga perlu diperluas ke keluarga besar karyawan-karyawati. Karena itu, banyak kantor giat melakukan silaturahmi keluarga karyawan.
Nah, semoga kantor dan tempat kerja kita juga tidak lupa melakukan silaturahmi luas ini. Sisihkan anggaran dan waktu untuk mengadakan temu keluarga, wisata bersama, dan aneka acara silaturahmi lain.Â