"Apa? Hari gini masih ngomongin pesugihan dan babi ngepet?"
Belum lama ini tren kejadian babi ngepet yang ternyata cuma akal-akalan oknum untuk menarik perhatian. Babi ngepet konon adalah salah satu pesugihan untuk menjadikan orang kaya mendadak tanpa usaha.
Twitter belum lama ini juga dipenuhi tren viral tentang pesugihan. Tak jelas apa yang kembali diperbincangkan. Mungkin karena hari Jumat malam banyak orang gabut sambil rebahan.
Sebenarnya kita tak perlu pesugihan. Menulislah agar dapat cuan. Pertanyaannya, menulis di mana dan bagaimana agar dapat penghasilan?
1. Koran dan media cetak
Banyak orang mengatakan, koran dan media cetak sudah habis. Eits. tunggu dulu, kawan. Memang benar, banyak koran cetak gulung tikar dan sebagian berubah jadi koran daring atau online saja.Â
Akan tetapi, masih ada cukup banyak koran nasional dan lokal yang masih bertahan. Data Serikat Perusahaan Pers (SPS) menunjukkan, jumlah penerbitan media cetak secara nasional pada 2017 merosot menjadi 850 penerbitan atau tersisa tinggal 57,54% dari 2003 yang mencapai 2.002 penerbitan.Â
Survei Nielsen pada 2020 menunjukkan, media cetak masih memiliki 4,5 juta pembaca setia. Sementara media online memiliki 6 juta pembaca.Â
Beberapa koran nasional dan lokal masih menerima naskah dari pembaca. Harian Kompas, misalnya, menerima opini, ulasan bahasa, dan cerpen dari pembaca.Â
Opini Kompas memang lazimnya ditulis para ahli. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak bisa menulis untuk Kompas. Masih ada rubrik fiksi dan bahasa yang bisa kita isi dengan naskah kiriman kita.
Koran lokal semacam Solo Pos juga menerima naskah humor Jon Koplo dari pembaca. Harian KR di Yogyakarta menerima naskah unik singkat "Sungguh-Sungguh Terjadi".
Demikian pula banyak koran lokal menerima naskah pembaca. Beberapa menerima cerpen dan puisi. Silakan cek saja situs dan atau beli koran cetak untuk mengetahui peluang menulis di sana.
Anda mungkin akan terkejut bahwa banyak koran dan media cetak nasional dan daerah masih eksis dan sungguh membayar kontributor naskah dengan honorarium yang lumayan pantas.Â
2. Media massa online atau daring
Ada banyak sekali media massa online yang bersaing memperebutkan 6 juta pembaca media daring setiap hari di Indonesia ini. Sangat beragam wujud dan gaya penulisan yang dimiliki media massa online ini.
Ada yang tetap konsisten dengan pendekatan formal ala media cetak. Ada pula yang mencoba menggunakan gaya humor dan santai agar pembaca terhibur.
Sebagian media online mengkhususkan diri pada ceruk (niche) pembaca tertentu berdasarkan minat, segementasi usia pembaca, dan juga wilayah.
Ada sangat banyak media online yang menerima kontribusi naskah dari pembaca. Karena saat ini tulisan ini "menumpang" di blog Kompasiana milik Kompas Gramedia, nama-nama media online itu tidak dapat kami sebutkan secara rinci.Â
Cukup mudah mencari tahu. Ketik saja: "media yang menerima opini/cerpen/puisi/tulisan" atau "menulis opini/cerpen/puisi/naskah dibayar" di mesin peramban internet Anda.Â
3. Menulis di Kompasiana
Kompasiana adalah blog warga (user generated content) terbesar di Asia Tenggara! Kita bisa mendapatkan penghasilan dengan menulis di Kompasiana. Ada banyak cara mendapatkan uang dengan menulis di Kompasiana. Cara langsung dan tidak langsung.
Cara langsung mendapatkan uang di Kompasiana adalah dengan menulis rutin artikel berkualitas sehingga berpotensi mendapatkan K-Rewards.Â
Sila baca ketentuan lengkap di sini (klik). Wajib dibaca para penulis pemula di Kompasiana!Â
Kompasiana juga sudah menjelaskan "Panduan agar Konten Kamu Dibaca Banyak Orang dan Semakin Banyak Dapat K-Rewards". Baca di sini.Â
Cara langsung kedua adalah dengan mengikuti aneka lomba blog yang diselenggarakan di Kompasiana. Klik saja EVENT di bagian atas laman Kompasiana untuk mendapatkan informasi kegiatan kompetisi menulis terbaru.Â
Selain itu, ada pula cara tidak langsung mendapatkan uang dari Kompasiana. Cara itu adalah dengan penjenamaan diri atau personal branding. Kita diperbolehkan menulis artikel dan juga keterangan profil untuk membantu personal branding. Inilah cara meningkatkan rekam jejak positif untuk kepribadian media sosial kita.
Kita bisa mempromosikan keahlian dan produk kita (tentu dengan menaati aturan Kompasiana) untuk mendapatkan penghasilan. UMKM kita dan milik keluarga kita pun lazimnya bisa kita promosikan secara gratis, asalkan sesuai tata cara Kompasiana.Â
Sudah banyak kesaksian positif dari para penulis Kompasiana (disebut kompasianer) mengenai naiknya kepopuleran mereka dan juga penghasilan mereka berkat menulis di Kompasiana.
Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah menulis (rutin) di Kompasiana. Pelajari artikel berlabel "artikel utama" dan "pilihan" untuk mengetahui artikel semacam apa yang disukai admin dan tentu juga pembaca.Â
Silakan baca FAQ Kompasiana untuk mempelajari seluk-beluk menulis di Kompasiana. Jika masih bingung, jangan ke Mbah Dukun. Tanyalah pada admin dan atau para kompasianer, terutama yang rutin menulis di sini.Â
Salam edukasi dan literasi. Dear admin Kompasiana, jangan lupa beri akun Inspirasiana bonus K-Rewards, ya. Sudah kami promosikan mati-matian, nih! Wkkkk...
Baca juga: 5 Cara Membuat Lead atau Bagian Awal Tulisan yang Menarik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H