Saya ingat betul pertemuan dengan dr. Ery Achmad dan dr. Lucy Anita kala itu, dan seorang perawat yang cantik serta gesit, bernama Ibu Seno Partoatmodjo. Namun sayang, nampaknya HOPE belum bisa didirikan secara resmi. Tentu maksud Tuhan lebih indah dan baik.
Pertemuan-pertemuan dan usaha untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus tidak pernah berhenti, bahkan semakin kuat gemanya. Akhirnya di tahun 2020, saat masa-masa 'istirahat', Tuhan mengingatkan dan memberikan jalan kembali.
Bertemu dengan anak-anak berkebutuhan khusus dan perempuan-perempuan yang termarjinalkan membawa kesadaran penuh untuk mendukung mereka berkembang dan maju.
Puji Tuhan pemerintah juga mendukung melalui orang-orang baik yang ada di lingkungan saya. Niat baik ini didukung oleh semesta. Kini adaÂ
Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang jadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi/Kemendikbudristek) di tahun 2020, ada 993.000 anak-anak penyandang disabilitas yang merupakan tugas kita juga untuk memberi edukasi, pendampingan, kemandirian, dan pemberdayaan.
Kemendikbudristek  menargetkan pertumbuhan partisipasi anak-anak penyandang disabilitas di tahun 2024 sebanyak 49%. Hal ini membutuhkan sinergi dari warga masyarakat, pihak swasta juga, sehingga dengan sinergi yang terjadi target tersebut dapat dicapai.
Kita tahu juga selain anak-anak, perempuan juga memankan peran dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan. Pernah mendengar semboyan happy mom happy family?
Angkatan kerja perempuan jauh lebih rendah yaitu 51,8% dibandingkan angkatan kerja laki-laki 82,69%. Demikian juga dengan upah. Upah pekerja perempuan, yaitu 2,39 juta rupiah lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 3,06 juta rupiah.