Saya berprinsip demikian, "Bahasa asing ini memang bukan bahasaku. Wajar saja kalau saya keliru."
Dengan prinsip itu, saya bisa menangkal keputusasaan dan rasa malu ketika keliru. Gas pol saja. Tak usah peduli ejekan atau tertawaan orang. Ambil hikmah dari kesalahan berbahasa asing yang kita lakukan.Â
Kelima, pertahankan ritme dan kedisiplinan diri berbahasa asing
Belajar bahasa itu sebenarnya adalah kebiasaan menggunakan bahasa yang kita pelajari dalam hidup sehari-hari. Pertahankan ritme belajar rutin Anda. Jangan putus-nyambung dalam belajar bahasa asing.Â
Lebih baik sehari hafalkan kosakata baru selama 30 menit daripada sehari belajar dan baru belajar lagi minggu depan. Tidak akan berhasil dengan putus-nyambung semacam itu.Â
Wasana kata, kita sebagai orang Indonesia sejatinya sangat dibantu oleh kultur dwibahasa dan multibahasa di Indonesia.Â
Bukankah umumnya seorang Indonesia bisa berbicara bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris (juga Arab bagi yang muslim)?
Banyak orang Amerika Serikat yang saya jumpai berkata, "Saya hanya tahu bahasa Inggris saja seumur hidup saya. Saya kesulitan pelajari bahasa asing." Nah!
Salam edukasi. Erbe untuk Inspirasiana.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H