"Ketika saya membaca tulisan penulis tertentu, mengapa saya selalu merasa "masuk" ke dalam tulisannya?"
Tentu kita pernah merasakan pesona karya para penulis handal. Membaca Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, misalnya, akan membawa kita masuk ke dunia ronggeng yang menawan.
Sejatinya setiap orang bisa belajar cara membuat tulisan agar makin menarik bagi pembaca. Salah satu tekniknya adalah dengan menambah sentuhan personal ke dalam karya kita.Â
Ada lima cara untuk membuat tulisan kita, baik artikel maupun karya fiksi agar menjadi lebih menarik dengan menambahkan sentuhan personal:
Pertama, menulis katarsis
Ada tiga makna katasis dalam KBBI V. Dua di antaranya adalah "cara pengobatan orang yang berpenyakit saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dengan bebas" (lingkup psikologi) dan "kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis" (lingkup sastra).
Menulis karya katarsis berarti menuangkan isi hati dengan bebas hingga penulis merasa lega. Akan tetapi, jangan melupakan pembaca. Pembaca juga berhak mendapatkan inspirasi dari curahan hati penulis.
Menulis katarsis sebenarnya tidak rumit. Kurang lebih seperti menulis buku harian atau diary. Bedanya, penulis harus sadar bahwa ia sedang menulis "buku harian" untuk pembaca umum.
Karena itu, ada beberapa hal penting kala menulis katarsis:
- Jaga kerahasiaan nama para tokoh asli dan peristiwa asli (jika dipandang sensitif).
- Jangan memakai istilah yang hanya dipahami segelintir orang
- Detail yang sensitif dan privat tidak perlu diumbar ke publik
- Apa manfaat yang bisa dipetik pembaca dari tulisan katarsis Anda?
Di Kompasiana ini, kita sering menjumpai juga tulisan katarsis. Misalnya kisah penyintas penyakit kronis, kisah nyata pengalaman hidup penulis, dan kisah perubahan nasib hidup.
Tulisan-tulisan katarsis yang sangat mengesan antara lain: Gadis Desa Putus Sekolah tapi Sukses ; Kisahku Antara Kanker Rahim dan Hiperplasia.