Saat ini KRI Nanggala tidak lagi bergerak. Ia kemungkinan terjebak di dasar laut. Akan tetapi, ada dua hal yang masih memberikan harapan pada kita. Apa saja?
Pertama, dilengkapi alat pengubah karbon dioksida menjadi oksigen
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Achmad Riad di Pangkalan TNI Angkatan Udara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, mengatakan, status KRI Nanggala sampai sekarang masih "kapal hilang". Ini berarti, KRI Nanggala belum dinyatakan sebagai "kapal tenggelam".
KRI Nanggala memiliki sistem pengubah karbon dioksida menjadi oksigen. Artinya, ada harapan bahwa persediaan oksigen yang tadinya diprediksi hanya cukup untuk 72 jam kemungkinan bisa lebih lama tersedia untuk 53 awak kapal selam.Â
Kedua, kedatangan kapal penolong dari Singapura
Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen merilis pernyataan bahwa Singapura telah mengirim kapal penolong MV Swift Rescue untuk membantu upaya pencarian KRI Nanggala 402.
MV Swift Rescue merupakan kapal Submarine Support and Rescue Vehicle (SSRV) atau kapal penolong kapal selam milik militer Singapura. Kapal berbobot 4.300 ton ini memiliki panjang 85 meter dan lebar 18 meter.
MV Swift Rescue diperkirakan tiba di lokasi kejadian pada Sabtu, 24 April. Semoga kehadiran kapal ini semakin memperbesar harapan ditemukan dan diselamatkannya awak KRI Nanggala-402.
Terima kasih, Singapura. Terima kasih pula pada banyak negara sahabat yang sedang dan akan membantu Indonesia dalam upaya penyelamatan yang sangat rumit ini.Â