Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saat Ini Harapan Selamatkan KRI Nanggala-402 Belum Sirna, Ini Dua Alasannya

23 April 2021   23:24 Diperbarui: 24 April 2021   00:14 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.(ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Tagar #prayforKRINanggala402 viral di media sosial Twitter. Warganet bersatu mendoakan keselamatan seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak pada Rabu 21/4 sekitar pukul 03.00.

KRI Nanggala-402 saat itu sedang mengikuti latihan penembakan torpedo di kawasan laut utara Pulau Bali. Kapal selam kebanggaan Indonesia ini diperkirakan mengalami kerusakan. Ditemukan tumpahan minyak yang diduga berasal dari KRI Nanggala.

Tumpahan minyak itu ditemukan pada Rabu pukul 07 di sekitar lokasi penyelaman KRI Nanggala-402. Lokasi ini kini menjadi fokus pencarian oleh tim pencari dari berbagai lembaga.

Spesifikasi dan kecanggihan KRI Nanggala-402

KRI Nanggala-402 dibangun pada 1977 oleh Howalt Deutsche Werke atau HDW, Kiel, Jerman Barat. Kapal selam bertipe 209 ini memiliki berat 1.395 ton, panjang 59,5 meter dan lebar 6,4 meter.

KRI Nanggala-402 baru diserahterimakan kepada pemerintah Indonesia pada tanggal 6 Juli 1981. Artinya, KRI Nanggala-402 telah 40 tahun mengabdi demi keamanan wilayah Indonesia.

Catatan menunjukkan KRI Nanggala telah beberapa kali menjalani perbaikan. Pertama, perbaikan di Howaldtswerke, yang usai pada 1989. Dua puluhan tahun kemudian, KRI Nanggala kembali mengalami perbaikan penuh selama dua tahun di Korea Selatan. Perbaikan usai pada Februari 2012.

Setelah pemutakhiran, KRI Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan pada empat target yang berbeda. KRI Nanggala-402 juga bisa meluncurkan misil antikapal seperti Exocet atau Harpoon. Ia mampu menyelam hingga 257 meter.

Nanggala beroperasi di bawah kendali Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur yang bersemboyan Tabah Sampai Akhir. Kita berharap, para awak KRI Nanggala dan tim pencari juga selalu tabah sampai akhir, apa pun yang terjadi. 

Sabtu, hari menentukan

Sabtu, 24 April 2021 menjadi hari paling menentukan dalam upaya penyelamatan KRI Nanggala-402. Diperkirakan pasokan oksigen di kapal selam ini dalam situasi black-out hanya mampu bertahan hingga 72 jam. Artinya, Sabtu dini hari kemungkinan oksigen menipis.

Saat ini KRI Nanggala tidak lagi bergerak. Ia kemungkinan terjebak di dasar laut. Akan tetapi, ada dua hal yang masih memberikan harapan pada kita. Apa saja?

Pertama, dilengkapi alat pengubah karbon dioksida menjadi oksigen

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Achmad Riad di Pangkalan TNI Angkatan Udara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, mengatakan, status KRI Nanggala sampai sekarang masih "kapal hilang". Ini berarti, KRI Nanggala belum dinyatakan sebagai "kapal tenggelam".

KRI Nanggala memiliki sistem pengubah karbon dioksida menjadi oksigen. Artinya, ada harapan bahwa persediaan oksigen yang tadinya diprediksi hanya cukup untuk 72 jam kemungkinan bisa lebih lama tersedia untuk 53 awak kapal selam. 

Kedua, kedatangan kapal penolong dari Singapura

Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen merilis pernyataan bahwa Singapura telah mengirim kapal penolong MV Swift Rescue untuk membantu upaya pencarian KRI Nanggala 402.

MV Swift Rescue merupakan kapal Submarine Support and Rescue Vehicle (SSRV) atau kapal penolong kapal selam milik militer Singapura. Kapal berbobot 4.300 ton ini memiliki panjang 85 meter dan lebar 18 meter.

Kapal penyelamat kapal selam milik Singapura MV Swift Rescue. Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen menulis di Facebook bahwa kapal MV Swift Rescue dikerahkan pada Rabu (21/4/2021) untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402.(TWITTER @Ng_Eng_Hen)
Kapal penyelamat kapal selam milik Singapura MV Swift Rescue. Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen menulis di Facebook bahwa kapal MV Swift Rescue dikerahkan pada Rabu (21/4/2021) untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402.(TWITTER @Ng_Eng_Hen)
MV Swift Rescue memiliki 27 awak dan mampu beroperasi selama 4 minggu di lautan. Keistimewaan MV Swift Rescue adalah bahwa kapal ini memiliki kapal DSAR 6 yang bisa menyelam dan mengangkut kru kapal selam.

DSAR - naval-technology.com
DSAR - naval-technology.com
DSAR adalah singkatan dari Deep Search and Rescue yang mampu menyelam ratusan meter. DSAR 6 diawaki dua orang. Ia mampu menyelam hingga kedalaman 700 meter. DSAR 6 mampu mengangkut 17 orang.

MV Swift Rescue diperkirakan tiba di lokasi kejadian pada Sabtu, 24 April. Semoga kehadiran kapal ini semakin memperbesar harapan ditemukan dan diselamatkannya awak KRI Nanggala-402.

Terima kasih, Singapura. Terima kasih pula pada banyak negara sahabat yang sedang dan akan membantu Indonesia dalam upaya penyelamatan yang sangat rumit ini. 

Malaysia mengirim MV Mega Bakti. India juga mengirim kapal penolong. Sementara tujuh negara lain dikabarkan siap menerjunkan tim dan menyediakan peralatan untuk operasi penyelamatan KRI Nanggala.

Mari kita satukan doa dan harapan terbaik kita! Semoga awak KRI Nanggala 402, keluarga, dan tim penyelamat selalu tabah sampai akhir!

Salam edukasi. Komunitas Inspirasiana Kompasiana. 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun