Ada penelitian yang dilakukan beberapa tahun lalu di Jepang yang menunjukkan bahwa plastik yang digunakan untuk menyimpan makanan dan cairan memungkinkan bahan kimia untuk larut ke dalam makanan dan minuman.
Nah, jika menggunakan pembungkus makanan alami, risiko terpapar zat berbahaya dari plastik dapat kita cegah.
Kedua, mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan
Plastik dapat bertahan ratusan tahun di lingkungan karena memang sifatnya sulit terurai. Aneka fakta tentang pencemaran plastik membuat kita bergidik ngeri.
Ada 8 juta keping polusi plastik masuk ke lautan kita setiap hari. Sebanyak 79% sampah plastik dikirim ke tempat pembuangan sampah atau dibuang ke sungai dan laut, sementara hanya 9% yang didaur ulang, dan 12% dibakar.
Ketiga, daun pisang memberi cita rasa khas pada makanan
Daun pisang tidak memiliki pori. Juga cukup tebal sehingga mampu menjadi pembungkus makanan berkuah. Keunggulan lain bungkus daun pisang juga ada.Â
Tidak seperti bungkus plastik yang sering mengubah cita rasa makanan, bungkus daun pisang justru menambah sedap rasa makanan.
Saya mengalaminya sendiri. Masa kecil saya di Yogyakarta lekat dengan nagasari, lemper, dan thiwul yang dibungkus dengan daun pisang. Ketika kudapan itu disajikan dengan bungkus pisang, ada aroma khas yang membuat makanan tambah lezat.
Wasana kata, mari kita kembali menggunakan daun pisang untuk bungkus makanan ramah lingkungan. Jika agak sulit mendapatkannya, setidaknya kita perlu menggunakan wadah makanan tidak sekali pakai.