Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Creep," Relikui Indah dari Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan

26 Maret 2021   22:44 Diperbarui: 27 Maret 2021   00:09 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menangis bila terluka, atau tertawa bahagia saat semua berjalan baik adanya itu sudah biasa. Apa yang luar biasa adalah saat seseorang "menikmati" kesedihan dengan bahagia sebagai seni kehidupan. Mungkin bisa juga dikatakan sebagai "Absolutely State of the Art." 

Ini adalah cerita tentang peninggalan berharga dari suatu rasa sakit akibat cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dalam KBBI, ada istilah untuk barang peninggalan orang suci yang dianggap berharga, atau benda-benda keramat, yakni relikui.

Dalam agama, relikui merupakan wujud memorial dengan tujuan penghormatan. Relikui berasal dari bahasa Latin, reliquiae, yang berarti "peninggalan." Dalam bentuk kata kerja bahasa Latin, relinquere, berarti "meninggalkan di belakang atau meninggalkan." Ya, kenangan yang kurang membahagiakan, sekalipun melekat dalam ingatan memang sebaiknya ditinggalkan saja di belakang.

Menangis Bahagia Seperti dalam Creep

Untuk membantu memahami kenyataan kontradiktif itu, menangis bahagia, bisa dijembatani oleh lagu. Bukan tanpa alasan mengapa sering juga orang menyebutkan istilah lagu kehidupan. Lagu memang bisa menjadi salah satu medium praktis untuk membantu manusia meninggalkan sejenak berbagai kepenatan yang menerpa kehidupan.

"Creep" adalah sebuah lagu yang dinyanyikan oleh grup band rock alternatif dari Inggris bernama Radiohead. Lagu yang ditulis oleh Ed O'Brien, Colin Greenwood, Jonny Greenwood, Thom Yorke, dan Philip Selway ini dirilis pada 21 September 1992, dan merupakan bagian dari lagu-lagu dalam album Pablo Honey (1993).

Creep bisa berarti merayap, atau pengganggu. Sementara itu creepy berarti mengerikan. Apa hubungan arti kata yang menjadi judul lagu ini bila dihubungkan dengan pemaknaan atas lirik lagu ini? Mari kita coba lihat pelan-pelan.

Dilansir dari www.azlyrics.com, dijelaskan bahwa lagu ini telah ditulis lima tahun sebelum dirilis, bahkan sebelum grup band ini terbentuk. Pada masa itu Thom Yorke, yang merupakan vokalis, gitaris, pianis, dan keyboardis band ini, masih berstatus pelajar.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa lagu ini terinspirasi oleh rasa suka Thom kepada seorang gadis cantik, yang diibaratkannya bak malaikat. Sayangnya, Thom tak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan rasa sukanya kepada si gadis. Menurutnya gadis itu terlalu sempurna baginya.

Bisa dibayangkan mengapa lirik lagu yang enak didengar ini terasa begitu menyedihkan, atau bahkan terbayang perasaan mengerikan bila kita mengalaminya sendiri. Bagaimana rasanya misalnya, bila kita tak berani menatap mata sang pujaan hati saat berada di dekat kita, karena merasa diri begitu rendah dan tidak pantas, sementara ia begitu sempurna bagai malaikat.

Atau bagaimana misalnya, saat kita merasa seakan ingin menangis hanya dengan melihat halus lembut kulit tubuhnya. Sementara kita merasa diri sebagai pengganggu yang tidak layak, bahkan tampak bagai orang aneh yang mengerikan.

Kita mungkin merasakan kenyataan seperti itu sebagai gambaran budak cinta yang bodoh dan tak bernyali sama sekali. Atau gambaran orang yang dilanda overthinking, pikiran rendah diri yang berlebihan.

Namun, tunggu dulu, Kawan. Cobalah jujur kepada diri sendiri. Walaupun rasanya tidak sampai seperti mau merayap karena merasa diri tidak layak di hadapan sang pujaan hati, mungkin hampir tidak ada manusia yang jantungnya tidak berdegup saat menatap sosok yang dikagumi, yang kepadanya kita menaruh hati.

Kalau perasaan ini ternyata tidak berlaku umum, maka berarti ada rasa cinta yang biasa saja. Tidak berlaku istilah cinta luar biasa sebagaimana judul lagu dari Andmesh Kamaleng yang sangat enak didengar itu.

Ungkapan perasaan Thom melalui lagu ini, barangkali mewakili kenyataan yang juga pernah kita alami pada masa lalu, perasaan di antara muda-mudi. Berharap sang pujaan hati juga menaruh perhatian, yang mencari-cari untuk memastikan apakah kita juga berada di sekitar. Kalau ada yang masih seperti ini walaupun sudah tua, barangkali tidak terlalu buruk juga, untuk tidak mengatakannya sebagai creepy. Hehe.

Padahal, harapan yang nyaris tanpa ada usaha untuk menggapainya itu, hanyalah perasaan mabuk dari seorang pria yang sama sekali tidak percaya diri dengan apa yang dia punyai. Angan-angan ini hanya akan berakhir dengan rasa sesak akibat cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Namun, jangan salah, Kawan. Rasa sakit pada tingkat yang paling tinggi ternyata bisa melahirkan maha karya seni yang bernilai tinggi. lagi-lagi, absolutely state of the art.

Lagu ini telah dinyanyikan dalam berbagai versi kover oleh penyanyi kondang dunia, di antaranya oleh Kelly Clarkson, Prince, The Pretenders, Carrie Manolakos, Macy Gray, Lea Michele dan Dean Geyer, Vega Choir, The Bluecoats Drum and Bugle Corps. Selain itu juga dinyanikan oleh talenta-talenta berbakat dari berbagai negara dalam ajang pencarian bakat. Sebagaimana misalnya dibawakan oleh Brian Justin Crum pada semifinal American Got Talent Tahun 2016.

Oleh sebab itu, kita jangan memandang rendah kepada orang yang merasa dirinya rendah dan tidak pantas, Kawan. Semua kebanggan pun akan segera menjadi masa lalu.

Orang-orang waras tidak akan membawa-bawa masa lalunya yang penuh dengan beban ke masa depan. Hanya dengan cara seperti itu orang-orang biasa yang sering kali merasa diri rendah dan tidak pantas bisa menjadi merasa spesial. Perlu untuk merasa diri spesial untuk bisa mendekati "malaikat" kita yang memang sudah spesial dari sananya.

Kawan, orang-orang yang bernyanyi dari hatinya tak jarang akan membawa kita merasa ingin bernyanyi bersama. Bahkan membuat kita tersenyum sambil menitikkan air mata.

Sebagaimana kata Thom Yorke, "...any man with any sensitivity or conscience toward the opposite sex would have a problem. To actually assert yourself in a masculine way without looking like you're in a hard-rock band is a very difficult thing to do... It comes back to the music we write, which is not effeminate, but it's not brutal in its arrogance. It is one of the things I'm always trying: To assert a sexual persona and on the other hand trying desperately to negate it."

Ya, laki-laki dengan kepekaan dan hati nurani terhadap lawan jenis sering kali menghadapi persoalan. Untuk menegaskan bahwa dirimu jantan tanpa terlihat seperti pemain band hard-rock tampak menjadi sesuatu yang sulit. Itulah yang melahirkan musik yang kami tulis, yang tidak tampak sebagai sesuatu yang kemayu, tapi juga bukan sesuatu yang brutal dan arogan. Itu adalah sesuatu yang selalu saya usahakan, yakni menegaskan kepribadian jender dan pada sisi yang lain rasa putus asa meniadakannya.

Sementara itu, Jonny Greenwood menyimpulkannya secara singkat bahwa bahwa pada faktanya lagu ini adalah sebuah lagu kebahagiaan. Menurutnya dari lagu ini kita bisa kembali melihat ke belakang untuk lebih mengenali "apa dan siapa" kita, "recognizing what you are."

Jadi, ini juga menjelaskan mengapa orang bisa menangis bahagia. Sementara itu, bagi sebagian lainnya terpaksa harus bahagia dalam tangisan.

Ya, ini adalah lagu dengan teriakan dari orang yang akan berkata "What the hell am I doing here? I don't belong here" Ngapain juga aku di sini ya? Tempatku bukan di sini. Kadang, perasaan seperti itu bisa muncul dalam teriakan yang tidak terdengar.

Karena popularitas lagu ini, Radiohead bahkan sampai merasa muak, hingga jarang membawakan lagu ini pada penampilan live mereka. Jadi, menjadi populer juga tidak selalu baik, Kawan. Hehe. Biasa saja.

Nah, untuk melengkapi penampilan dari berbagai talenta di seluruh belahan bumi atas lagu ini, izinkan saya menyertakan sebuah utas ke video rekaman adik saya, Os Tarigan, dengan akun YouTube Cio Cilinggem, dalam versi kover dengan lower tone, nada rendah. Itulah, sebab kami sudah biasa merayap, Kawan. Semoga berkenan, dan tidak merasa terganggu ya.


TT van de Karr untuk Inspirasiana.

Creep

When you were here before
Couldn't look you in the eye
You're just like an angel
Your skin makes me cry
You float like a feather
In a beautiful world
I wish I was special
You're so fucking special


But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here


I don't care if it hurts
I want to have control
I want a perfect body
I want a perfect soul
I want you to notice
When I'm not around
You're so fucking special
I wish I was special


But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here
Oh, oh


She's running out again
She's running out
She run run run run
Run


Whatever makes you happy
Whatever you want
You're so fucking special
I wish I was special


But I'm a creep
I'm a weirdo
What the hell am I doing here?
I don't belong here
I don't belong here.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun