Telapak kaki itu sudah pecah berbelah
Puluhan tahun memijaki sawah
Dari menyemai benih hingga panen, engkau lakoni tanpa lelah
Apa kau tak malu? Punya ibu seorang buruh sawah?
Sang anak menggeleng, air matanya tumpah
Aku akan membahagiakanmu, dalam hati bersumpah
Pada langit dipandangi penuh harap, semua akan berubah
Akan muncul pelangi suatu ketika. Ibu, bertahanlah.
Tuhan tak pernah tidur
Mendengar doa-doa insan pada tangan terulur
Roda nasib berputar sesuai alur
Rezeki sang anak mengalir deras, Tuhan yang mengatur
Di bawah telapak kaki Ibu terletak surga
Diciuminya telapak kaki tua nan renta
Berkeriput dimakan masa
Tak indah namun berbau wangi surga
FS, Maret 2021 untuk Inspirasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H