Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengurai Jati Diri Manusia dalam Fenomena "Belalak"

18 Februari 2021   07:11 Diperbarui: 18 Februari 2021   07:35 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan, jangan sampai pula mereka secara gegabah malah mengusulkan agar hutan dibabat habis karena bisa mendatangkan penyakit bagi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang selalu membersihkan sebuah tempat atau lokasi yang bisa menjadi sumber dan mendatangkan penyakit. Namun, dalam relasi manusia dengan alam, cara seperti itu tentulah tak selalu bisa diterapkan.

Alam memang bisa mendatangkan sakit penyakit pada manusia. Secara logika, bila hutan dibabat habis maka penduduk bisa jadi terbebas dari segala sakit penyakit. Akan tetapi, jika pembabatan hutan adalah solusinya, maka dijamin akan hadir bencana, penyakit dalam bentuk yang lebih ganas dan mematikan. Yakni, dalam rupa banjir, tanah longsor dan sebagainya.

Mahatma Gandhi suatu kali pernah mengatakan: "Bumi menyediakan cukup bahan untuk memuaskan setiap keperluan manusia, tetapi bukan untuk keserakahan manusia."

Ditulis oleh Fransiskus Gregorius Nyaming untuk Inspirasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun