Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ambang

27 Januari 2021   12:26 Diperbarui: 27 Januari 2021   12:40 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nona, lama tidak bercakap dengan dirimu.

Dirimu apa kabar? Akankah baik-baik saja?

Hahaha. tentu saja tidak bukan?

*

Baik. Diriku paham betul  bagaimana perasaanmu.

Ah , sudahlah Nona. Tidak usah terlalu cemas. Bayangkan saja apa yang membuatmu bahagia.

Hahaha, iya itulah  tameng diriku untuk mengatasi kegalauanku.

Bagaimana? Tidakkah dirimu mau mencoba?

*

Eeee… jujur saja Nona. Bolehkah diriku berbagi kepada dirimu?

Terimakasih Nona, dirimu sudah cantik, baik hati, mau mengerti dan memahami.

Namun, sayangnya dirimu masih terjebak dalam liang keterpurukan, kesepian, dan ketakutan.

Hahahaha. Lihatlah! betapa rapuhnya dirimu, Nona.

Mana keberanian, semangat, serta keceriaanmu itu? Semuanya lenyap  dengan cepat.

Di depanku saja, kau  mulai lelah untuk menunjukkan  wajah palsu itu, Nona.

Betul tidak! Apa aku salah?

*

Kau masih bertanya, harus bagaimana?!

Sudah kubilang! Berfantasilah dirimu terbang tinggi mengingat segala kenangan manis yang ada di otakmu.

Kau masih bilang  kenangan manis itu tidak ada?! Sungguh, mengenaskan dirimu Nona.

Hahahahaha. Teruslah begitu terjebak dan tercebur dalam isi kepalamu!

*

Apa?! Kau masih ingin berkata yang sama ?! mengeluh, menangis, dan takut?!

 Percumah saja Nona, dirimu akan semakin menyesal!

 Apa?! Dirimu  berkata, merasakan perasaan hambar dan kosong?!

Iya!  Aku pun juga sama. Tetapi diriku berbeda dengan dirimu, Nona.

 Diriku bisa mengatasi persoalaan itu. Hahaha.

*

 Yaitu tadi! Sudah kubilang, cukup dengan membayangkan apa yang membuatmu bahagia.  Tidakkah sulit bukan?

Seperti diriku, akhir-akhir ini  rasa bahagia memuncak, bak sekujur tubuhku diterjang ombak .

Ya benar,  ini adalah keputusan diriku untuk menghadirkan sosok itu, Nona.

Sosok yang aku rindukan, setelah sekian purnama kunanti-nanti tak kunjung datang.

Senyumnya yang sumringah, matanya bersinar, bibirnya yang mungil membuat hatiku membeku seperti es.

Ia selalu menunjukkan rupa yang rupawan didepanku. Elok, sungguh sedap dipandang mata.

Ah, aku tak segan untuk maju satu langkah.

Sikapnya yang bijaksana, baik hati, menghargai, dan jujur membuat diriku tersentuh.

*

Ya memang benar, dirinya mampu menjadi pelipur lara bagiku.

Ah, hatiku terasa lega. Diriku tidak lagi dihantui dengan mimpi buruk yang mengangguku sepanjang malam.

Akhirnya, diriku  bisa tidur nyenyak terbebas dan tenggelam dalam mimpi indah.

Namun sayangnya, aku tersadar dirinya hanya sebatas mimpi saja.

Palsu, ya tidak nyata, Nona!

*

Hahahaha, ya itu cambuk bagiku.

Membuat semakin geram pada diri sendiri , Nona.

Persetan dengan semua angan. Memilukan.

Hahaha. Aku tak mampu menggapainya, dengan bangganya diriku  memutuskan  bayangannya menemani keseharianku.’

Betapa bodohnya diriku, menyiksa diri sendiri. Sungguh memalukan!

*

Apa, Nona? Beraninya kau memaki diriku?

Cepat katakan sekali lagi! Diriku mau mendengarnya.

Hahaha, setelah ku sadari memang benar perkataanmu itu.

Tetapi, setidaknya aku mampu  `menghibur dan mentertawakan diriku sendiri.

Tidak berlarut-larut dalam  kesedihan seperti dirimu, Nona!

*

Ah, andaikan sosok itu nyata. Betapa girangnya  hatiku.

Akan aku dekap, sentuh dengan penuh kehangatan dan kasih.

Namun, sepertinya diriku berangan terlalu jauh melampauinya.

*

Nona,  izinkan diriku bertanya penuh keraguan.

Apakah tidak apa-apa diriku menghadirkan sosok itu?

Apakah  itu memang keputusaan terbaik saat ini bagi diriku?

Apakah, diriku mampu berjuang untuk menggapai mimpi itu?

***

Maria Fransiska Ayu,

25 Januari 2021

Persembahan untuk Inspiriasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun