“Memotret bagiku perihal berbagi dan menemukan. Berbagi dan menemukan potongan bagian yang rumpang agar senantiasa bisa diketahui dan dinikmati secara jelas – Ulul Azmi ”
Sungguh, aku jatuh hati dengan foto ini sejak pertama kali diriku berjumpa dengan foto ini. Ya, foto ini tentunya penuh sarat arti yang mendalam jika mampu menggali dengan cermat dan menginterpretasikannya sesuai sudut pandang masing-masing.
Salut! sungguh karya yang menakjubkan foto ini. Ya, foto ini adalah karya salah satu sahabatku Ulul Azmi. Turut berbangga dan bersenang hati ketika diriku boleh mengapresiasi karya foto dirinya lewat tulisan ini.
Semoga, lewat tulisan ini mampu membuat dirimu sahabatku, tidak usah terlalu cemas jika karyamu patut diapresiasi. Ya, karyamu bagiku mampu bermanfaat dan menginspirasi banyak orang.
Aku tak tahu pada saat itu rasaku bagaimana. Tetapi, ketika memandang foto ini merasakan perasaan yang menyayat dan membekas didalam diriku.
Ya, diriku akui, ketika menginterpretasikan foto itu tidak terlampaui jauh dari apa yang sudah pernah dirasakan dan dialami baik itu perihal ruang, waktu, dan konteks yang sesuai dengan realita. Bagaimana menurutmu, ketika pertama kali memandang foto tersebut? Mungkin, engkau punya perasaan yang sama dengan diriku?
Ya jelas diriku ingat sungguh bagaimana foto tersebut mencuri pandangan mataku. Dengan fokus pada terbenam dalam foto tersebut, tiap inci secara perlahan-lahan diriku berusaha mengamati foto itu dengan teliti. Sekaligus berusaha menemukan konsep dari foto tersebut. Sambil minum kopi dan berbincang dengan sahabatku si pengambil gambar.
Menjadi suatu perbincangan menarik ketika membahas foto tersebut. Berkat perbincangan tersebut, bekal wawasan diriku bertambah. Tidak terasa, waktu bergulir begitu cepat. Dekapan kehangatan foto tersebut semakin dapat dirasakan bersama. Sehingga pada akhirnya bom waktu itu meletus.
Ya, ternyata foto tersebut membingkai banyak keresahan. Hm, sudah kuduga. Hanya saja, sahabatku bingung membungkus penjelasannya. Penantian panjang bagi sahabatku, akhirnya terjawab. Diriku bersedia membantu dirinya. Diriku sungguh berterima kasih, sudah memberikanku peluang untuk belajar mengkurasi sebuah karya. Pertama kalinya, diriku merasa berguna.
Terima kasih sahabatku, dirimu sudah mempercayai diriku untuk mengkaji karyamu. Mungkin, foto tersebut tampak sesederhana itu bukan? Jika melihat dengan sekilas, terlihat dengan jelas tangan seseorang sedang menyentuh genangan air. Tetapi, apakah dirimu tahu maksud dari foto itu?
Sedangkan, genangan air bisa dimaknai sebagai sesuatu yang lebih mendalam.