Apa yang Anda rasakan saat pertama kali terdiagnosis sebagai diabetesi, penderita Diabetes Melitus (DM)? Apa yang Anda rasakan saat dokter mulai bertanya tentang pola makan, riwayat berat badan, dan tekanan darah Anda?
Mungkin dokter juga bertanya tentang riwayat kesehatan keluarga Anda. Apakah orang tua atau saudara kandung Anda ada yang sudah terdiagnosis DM? Bagaimana dengan riwayat kesehatan jantung Anda dan para anggota keluarga?
Kemudian, dokter akan memberi Anda sejumlah pedoman tentang pola makan, pola olah raga, pola pengelolaan stres, dan obat-obatan yang harus Anda konsumsi secara teratur. Tiba-tiba hidup Anda menjadi tidak bebas lagi. Ada sejumlah aturan yang harus Anda patuhi.
“DM adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan,” kata Vincie, seorang Sarjana Teknologi Pangan (STP). “Diabetesi harus menjaga pola makan sepanjang hidupnya, dan hal itu terkadang cukup membosankan.”
Gadis yang merupakan generasi Z awal tersebut meraih gelar STP pada pertengahan Agustus tahun 2020. Ia berhasil mempertahankan skripsinya yang berjudul “Pembuatan Selai Apel Malang (Mallus sylvestris Mill) Rendah Kalori dengan Substitusi Gula Menggunakan Stevia”.
Mengapa Apel Malang?
“Aku ingin memanfaatkan buah lokal Indonesia.” Vincie mengungkapkan alasannya. “Buah apel malang memiliki kandungan pektin yang dibutuhkan dalam pembuatan selai.”
Vincie menjelaskan bahwa Apel nyaris tidak mengandung lemak dan rendah kalori. Apel kaya akan antioksidan, flavonoid, serat, air, vitamin C, kalium, pektin, dan asam ursolat. Selain itu, apel juga mengandung karbohidrat, vitamin A, vitamin K, dan folat.
Dilansir dari alodokter, apel memiliki indeks glikemik rendah sehingga baik untuk diabetesi. Fitonutrien dalam apel membantu mengatur kadar gula darah dalam tubuh.
Finonutrien diduga memiliki tiga manfaat yang berguna bagi tubuh manusia. Pertama, membantu mencegah lonjakan gula darah dengan merangsang sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin.
Kedua, menghambat enzim pencernaan yang berfungsi memecah karbohidrat menjadi gula sederhana. Ketiga, mengurangi penyerapan gula ke dalam aliran darah. Antioksidan dalam apel juga berperan dalam menjaga kesehatan pankreas.
Mengapa Stevia?
Jumlah penambahan gula pada selai buah disesuaikan dengan kadar gula dari buah yang dipakai, pada umumnya mencapai 55% dari berat total bahan. Jumlah sukrosa yang tinggi dalam selai dapat meningkatkan risiko DM sehingga dibutuhkan substitusi gula dengan pemanis lain seperti stevia.
Dilansir dari alodokter, stevia merupakan pemanis buatan dan pengganti gula yang diekstrak dari daun tanaman Stevia rebaudiana. Stevia terasa manis berkat kandungan steviol glycosides yang ada di dalamnya. Senyawa tersebut membuat stevia terasa 250-300 kali lebih manis dari sukrosa atau gula biasa.
Kandungan Nutrisi Selai Apel Rendah Kalori
Apakah Vincie yakin dengan kandungan nutrisi dalam selai apel yang dia klaim rendah kalori? Vincie menjawab bahwa selai apel tersebut sudah mendapatkan sertifikat uji proksimat dari sebuah laboratorium uji analisis yang kredibel.
Uji proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan.
Hasil analisis proksimat selai apel dengan substitusi 4 g stevia menunjukkan energi terbesar dihasilkan oleh karbohidrat sebesar 37,56%, diikuti oleh protein sebesar 0,61%. Tidak ada energi yang dihasilkan dari lemak pada selai apel dengan substitusi 4 g stevia karena kadar lemak dalam selai sangat sedikit yaitu kurang dari 0,02%.
Hasil analisis proksimat menunjukkan selai dengan substitusi 4 g stevia menghasilkan total energi sebesar 40% lebih rendah dibandingkan dengan selai buah komersial. Sementara kandungan gulanya 71% lebih rendah dibandingkan dengan penambahan gula selai buah pada umumnya.
Daya Jual Selai Apel Rendah Kalori?
Menurut Vincie, ide awal membuat selai apel rendah kalori adalah untuk konsumsi sendiri. Ayahnya adalah diabetesi dan ibunya pernah dinyatakan pre-diabetes. Namun, karena ia lulus pada masa pandemi, maka ia pernah mencoba membuka pemesanan untuk selai apelnya.
Saat itu, Vincie menawarkan pemesanan selai apel melalui akun-akun media sosial dan grup WA keluarga besar serta teman-temannya. Respons yang diterimanya cukup baik. Vincie mengatakan bahwa keponakannya sangat menyukai selai tersebut.
Waktu Natal, dia sempat menerima order untuk membuat parsel selai apel rendah kalori dan roti. Salah satu penerima parsel ada di Lampung. ”Karena aku tidak menggunakan pengawet, sempat khawatir apakah kualitas produk masih baik ketika sampai di tujuan. Ternyata masih bagus. Senang rasanya.” cerita Vincie.
Apakah Vincie bermaksud mengembangkan selai apelnya hingga skala komersial? Vincie mengatakan bahwa saat ini ia sesekali membuka pesanan pembuatan selai apel lebih untuk kesenangan.
Namun, gadis yang kini bekerja di sebuah katering makanan sehat tersebut mengatakan tidak menutup kemungkinan ia menekuni bisnis selai apel rendah kalori dengan serius jika ada pengusaha yang tertarik bekerja sama.
**
Jakarta, 17 Januari 2021
Ditulis oleh Siska Dewi untuk Inspirasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H