Banyak pelajar, mahasiswa, dan warga ingin menulis dengan baik. Akan tetapi, seringkali pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan di sekolah kurang memadai untuk mengembangkan keterampilan menulis.
Salah satu pertanyaan yang kerap muncul adalah tentang bagaimana cara menulis paragraf yang baik. Dalam artikel sederhana ini, kita akan mengenal definisi paragraf serta contoh tiga jenis paragraf. Kita juga akan mengurai struktur suatu paragraf yang baik.
Definisi paragraf
Apa itu paragraf? Menurut situs Oxford Languages, paragraf adalah bagian dari sebuah tulisan. Paragraf biasanya membahas satu pokok pikiran. Pergantian paragraf ditunjukkan dengan baris baru dan penomoran baru.
Sementara menurut situs indiana.edu, paragraf adalah rangkaian kalimat yang diatur dan koheren. Paragraf terkait dengan satu topik. Paragraf dapat berisi berbagai jenis informasi. Sebuah paragraf dapat berisi penggambaran tempat, karakter, atau proses; menceritakan serangkaian peristiwa; membandingkan atau membedakan dua hal atau lebih; mengklasifikasikan item ke dalam kategori; atau menjelaskan sebab dan akibat.Â
Kalimat pokok dan penjelas
Terlepas dari jenis informasi yang dikandungnya, semua paragraf yang baik kiranya memiliki dua jenis kalimat.Â
1. Kalimat pokok: Memuat gagasan pokok yang biasanya akan dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelas
2. Kalimat penjelas: Memuat keterangan yang memperjelas kalimat pokok
Penting kita sadari, ada juga paragraf yang hanya memuat satu kalimat. Ini kadang diperlukan untuk menegaskan bagian penting dalam sebuah karangan.
Tiga jenis paragraf berdasarkan letak kalimat pokok
Berdasarkan letak kalimat pokok, ada tiga jenis paragraf.Â
Pertama, paragraf deduktif
Apa itu paragraf deduktif? Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat pokoknya berada pada awal paragraf. Umpama:
Intan sangat mencintai ibunya yang telah berusia senja. Tiap pagi Intan memasak bubur kesukaan ibunya. Meski ibunya sering marah tanpa alasan, Intan tetap bersabar.Â
Kedua, paragraf induktif
Apa itu paragraf induktif? Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat pokoknya berada pada akhir paragraf. Umpama:
Anak sulung Pak Indra langganan juara kelas. Anak kedua juga. Begitu pula anak bungsu Pak Indra. Semua anak Pak Indra memang cerdas.Â
Ketiga, paragraf campuran
Apa itu paragraf campuran? Mudah saja. Paragraf campuran adalah paragraf di mana kalimat pokok ada dua. Satu di awal paragraf. Satu lagi di akhir paragraf. Paragraf campuran adalah gabungan paragraf deduktif dan induktif. Umpama:
Aku benci kelakuan teman sebelah kamar indekosku. Dia suka menyanyi dengan suara keras tanpa mempedulikan orang lain. Dia juga jarang menyapa teman satu kos. Pokoknya aku tidak suka kelakuannya yang sungguh menjengkelkan.
Empat cara menulis paragraf yang baik
Diolah dari situs time4writing.com, ada empat cara menulis paragraf yang baik:
Pertama, paragraf memiliki kesatuan gagasan
Lazimnya paragraf yang baik memiliki kesatuan gagasan. ada satu atau dua kalimat pokok yang menjadi inti pembahasan paragraf tersebut. Kalimat-kalimat penjelas menyediakan rincian dan ulasan atas kalimat (-kalimat) pokok.
Untuk membuat paragraf yang memiliki kesatuan gagasan, pikirkan dahulu apa kalimat pokok yang ingin Anda tulis. Lantas, lengkapi dengan kalimat-kalimat penjelas.Â
Jika ada gagasan pokok baru, buat paragraf lain. Jangan mencampur dua gagasan inti dalam satu paragraf.
Kedua, paragraf memiliki alur yang jelas
Paragraf yang baik memiliki alur yang jelas. Alur dapat berupa kronologi (menurut urutan waktu peristiwa), rangkaian hal terpenting sampai kurang penting (atau sebaliknya), rangkaian hal umum sampai hal teperinci (atau sebaliknya), perbandingan dua hal atau lebih secara detail, dan rangkaian logika yang tertata rapi.
Hindari berpikir melompat-lompat agar kalimat-kalimat yang kita tulis pun memiliki alur yang jelas. Baca sekali lagi paragraf yang baru saja kita tulis. Sudahkah enak dibaca? Adakah lompatan gagasan dan atau pengulangan gagasan?
Ketiga, paragraf memiliki kalimat-kalimat yang saling berhubungan
Paragraf yang baik memiliki kalimat-kalimat yang saling berhubungan atau koheren.Â
Kalimat dalam paragraf harus terhubung satu sama lain. Salah satu cara terbaik untuk mencapai koherensi adalah dengan menggunakan kata-kata transisi. Kata-kata transisi ini menjembatani satu kalimat ke kalimat berikutnya.Â
Kita dapat menggunakan kata transisi yang menunjukkan urutan (pertama, kedua, ketiga); hubungan spasial (di atas, di bawah) atau logika (sebab-akibat, umum-khusus).Â
Selain itu, dalam menulis paragraf, menggunakan bentuk kata kerja dan sudut pandang yang konsisten merupakan langkah penting untuk menulis suatu paragraf yang saling berhubungan.Â
Perhatikan alur logika dalam paragraf berikut:
Pemerintah perlu memprioritaskan penanganan pandemi, bukan pemulihan industri wisata dalam waktu singkat. Alasan utamanya, kesehatan warga adalah kunci pemulihan ekonomi, termasuk wisata. Jika warga sehat, turis pun tidak akan cemas berkunjung ke daerah wisata. Dampaknya, jumlah kunjungan wisata pun akan naik dengan sendirinya.
Keempat, paragraf memuat informasi dan pemaparan yang lengkap
Sebuah paragraf yang baik adalah paragraf yang dikembangkan dengan baik. Jika semua kalimat penjelas mendukung gagasan utama, paragraf dapat dikatakan sudah lengkap. Jika tidak ada cukup kalimat atau informasi yang cukup untuk mendukung kalimat pokok, paragraf tersebut tidak lengkap.Â
Biasanya paragraf yang lengkap terdiri dari setidaknya tiga kalimat: satu kalimat pokok dan dua kalimat penjelas atau pendukung. Dalam paragraf campuran, kalimat penutup atau kalimat terakhir paragraf biasanya berupa semacam ringkasan atau penegas kalimat pokok.Â
Wasana kata
Apakah Anda merasa paragraf yang biasa Anda anggit masih amburadul? Jangan cemas. Kita perlu terus belajar memperbaiki teknik menulis paragraf kita agar tulisan kita semakin baik dan enak dibaca.
Mari membaca tulisan bermutu para penulis dan rekan-rekan kita yang lebih maju selangkah (atau banyak langkah) dalam dunia tulis-menulis. O ya, sekadar pengingat. Tulisan blog dan artikel media massa zaman sekarang menuntut paragraf yang padat dan ringkas.Â
Buat kalimat bernas. Hindari pengulangan gagasan dan kata-kata yang sama. Satu paragraf kiranya tidak melebihi empat kalimat.Â
Salam literasi dari Inspirasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H