Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Cara Alor Mencetak Penyanyi Berbakat

30 Desember 2020   13:39 Diperbarui: 30 Desember 2020   14:28 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andmesh Kalameng (sumber gambar YouTube: Official Music Video)

"Musik adalah milik semua orang. Hanya perusahaan rekaman yang berpikir ia milik seseorang" John Lennon (Musisi Rock dari Britania Raya (1940-1980))

Ya. Dan memang seharusnya demikian, musik adalah milik semua orang. Ia tak bisa diklaim milik seseorang dengan dalih apapun. Musik adalah bahasa universal dan merupakan bahasa jiwa-- ia tak mengenal gender, ras, agama, atau suku.

Apabila ditelisik, dalam musik terdapat sensualitas maupun spiritualitas. Sensualitas berhubungan dengan keindahan bentuk fisik, seperi alat musik, tari/gerak, busana, gema suara, irama dan bentuk-bentuk tampilan fisik lainnya. 

Akan tetapi musik juga mempunyai sisi spritual. Sebab, musik mampu menembus sampai ke relung jiwa, menggetarkan jiwa, hingga membuat orang-orang meneteskan air mata, histeris bahkan pingsan, apabila musik telah menyentuh jiwa terdalam seseorang.

Lalu, apa itu musik?

Mengutip dari Wikipedia, musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama.

Dari definisi di atas, bila kita menggaris bawahi kata "suara yang disusun sedemikian rupa", kita bisa memahami dan menyimpulkan, bahwa tidak hanya alat-alat berupa gitar, suling, piano dan lain-lain yang menghasilkan suara, tapi juga manusia yang mengeluarkan suara.

Dari suara manusia yang dilantunkan sedemikian rupa itulah yang menghasilkan nyanyian yang indah dan menyentuh hati.


***
Berbicara tentang musik dan yang berkaitan dengan musik, dalam tulisan ini saya ingin memperkenalkan kepada kita salah satu penyanyi asal daerah saya, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembaca tentu tahu Andmesh Kamaleng, bukan? Ya. Penyanyi bersuara indah itu berasal dari Alor. Lagu-lagu yang ia nyanyikan apabila kita dengarkan dan resapi dalam hati, bisa membuat kita menjadi melankolis. Hehe

Tak percaya? Coba resapi sepenggalan dari bait lagunya "Hanya Rindu" berikut:

Kuingin saat ini engkau ada di sini
Tertawa bersamaku seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar, Tuhan, tolong kabulkanlah

Bukannya diri ini tak terima kenyataan, ooh
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu, ooh
Hati ini hanya rindu, hmm

Kurindu senyummu, ibu

Nah, bagaimana sedih, bukan? Karena lagu tersebut jua, Andmesh Kamaleng hingga kini sudah banyak dikenal masyarakat luas, bahkan hingga ke mancanegara.

Namun, sebelum ke topik tulisan ini, saya ingin mengenalkan beberapa penyanyi Alor lainnya yang mempunyai suara bagus dan tak kalah indah. Dan memang mereka ini belum begitu dikenal banyak orang.

Tetapi memang, untuk menjadi penyanyi terkenal dan diketahui banyak orang minimal pernah tampil di media-media mainstream, atau misalnya, tampil mengikuti audisi pencarian bakat seperti Indonesia Idol, The Voice dan seterusnya.

Ada beberapa orang Alor yang mencoba mengadu nasib mengikuti ajang pencarian bakat. Namun, tak seperti nasib Andmesh Kamaleng yang berhasil menjuarai ajang pencarian bakat Indonesia Idol.

Adapun penyanyi berbakat asal Alor itu saya rangkum sebagai berikut:

1. Alfrida Maure

Alfrida Maure adalah seorang penyanyi perempuan berkulit sawo matang dan pernah mengikuti ajang pencarian bakat di Indonesia Idol.

Tapi, sayang-seribu sayang, walaupun ia berhasil lolos di audisi tahap pertama, namun ia gagal untuk lolos ke tahap selanjutnya. Padahal, menurut saya, ia memiliki suara yang indah dan cukup membuat bulu kuduk saya berdiri.

Tidak percaya? Sila teman-teman tonton video Alfrida bernyanyi seperti dalam video berikut ini:

2. Hamid

Hamid merupakan seorang penyanyi muda nan tampan asal Alor. Perjalanan bermusiknya di kancah nasional terakhir kali harus puas masuk sepuluh besar ajang pencarian bakat penyanyi dangdut LIDA (Liga Dangdut Indonesia).

Teman-teman bisa simak dia bernyayi dalam cuplikan video berikut ya:

Namun, tidak hanya Alfrida dan Hamid, di Alor sendiri bermunculan penyanyi taruna yang videonya bertebaran di YouTube. Seperti Sam Lani, misalnya, dengan lagu "Rindu Alor Nusa Kenari".

Ada juga Maria Maure dengan lagu daerah Alor "Raja Mauboli". Selanjutnya, ada bebeberapa penyanyi lain yang membawakan lagu-lagu rohani.

Sila teman-teman simak di sini:

***

Sejauh ini pula, di Alor ada nama baru yang kini menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Alor. Namanya Ria Maukafeli.

Sebenarnya, saya termasuk orang yang tak terlalu suka mengikuti perkembangan musik nasional, apalagi musik lokal di daerah sendiri. Ya. Bisa dibilang kurang ngeh soal musik. Sehingga nama-nama penyanyi nasional dan lokal tak begitu saya hapal.

Akan tetapi, saya kembali teringat nama Ria Maukafeli. Nama-nama penyanyi di Alor perlu diperkenalkan ke publik. Karena hampir semua dari mereka memiliki suara yang bagus.

Akhirnya lahirlah tulisan ini. Nah, satu di antaranya ada nama Ria Maukafeli. Saya sekilas pernah mendengar nama Ria Maukafeli yang diceritakan orang-orang di daerah saya. Tapi, karena tak begitu kenal baik suaranya, akhirnya saya cepat lupa begitu saja. Hehe

Namun, berangkat dari semangat mengenalkan salah satu penyanyi Alor yang belum banyak diketahui pembaca, akhirnya saya menyelisik lebih jauh tentang siapa sosok Ria Maukafeli ini.

Dari hasil penelusuran singkat saya pada sebagian masyarakat Alor, ternyata nama Ria Maukafeni sudah dikenal luas oleh masyarakat Alor.

Ada salah seorang pemuda yang sempat saya temui, sebut saja namanya Gambe. Ketika saya menanyakan nama Ria padanya, dia langsung menjawab :

"Nona yang bersuara emas itu, kan?"

"Darimana kamu tahu kalau dia bersuara emas?" tanyaku balik.

"Orang-orang Alor sudah tahu bahwa suaranya bagus. Vidonya pun viral di medaos. Saya sendiri pernah mendengar Ria Maukafeli bernyanyi di pesta pernikahan temanku. Ia diundang menyanyi dalam pesta itu" ujar Gambe

Pendek kata, dari beberapa orang Alor yang saya temui mengatakan, bahwa penyanyi yang punya panggilan akrab Ria ini ternyata memiliki suara yang indah.

Ada juga yang mengatakan, bahwa seandainya Ria mengikuti audisi pencarian bakat, seperti The Voice misalnya, ia bisa saja menang dan menjadi penerus Andmesh Kamaleng.

Sampai-sampai ada yang menyamakan suaranya dengan Agnes Mo. Salah satu YouTuber dengan channel Cesil Camara, misalnya, menulis deskripsi pada judul vidio yang diuggahnya dengan kalimat :Ria Maukafeli, saingi suara Agnes Mo".

Dari salah satu media lokal yang saya sempat baca juga, ternyata Ria Erawati Maukafeli, kelahiran Alor, 19 Oktober 1996, merupakan mahasiswa semester VI, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, NTT.

Awal mula ia dikenal oleh masyarakat luas dikarenakan vidio yang direkam temanya ketika ia sedang bernyanyi, lalu diunggah oleh temannya ke media sosial.

Inilah lagu yang dibawakan ria dalam video yang sempat viral di YouTube itu:


Katanya, ia sendiri baru mengetahui video dirinya saat bernyanyi itu setelah viral di YouTube. Tuturnya lagi sesaat dihubungi salah satu keluarganya bahwa ia sudah viral di media sosial.

Dengan viralnya video menyanyinya tersebut, Ria menjadi lebih percaya diri lagi untuk menyanyi. Dan dari dukungan keluarga dan orang-orang terdekatnya, kian menambah semangat untuk mengasah lagi kemampuannya bernyanyi.

Tidak ingin ketinggalan, saya pun mencari tahu akun media sosial milik Ria. Alhasil, saya mendapati akun Facebook yang bernama Ria Hany (Kolmating). Dan ketika saya telisik ternyata akun tersebut miliknya Ria Erawati Maukafeli.

Saya perhatikan, lewat akun Facebooknya tadi, ia sudah di wisuda. Sebab pada foto profilnya, ia memasang foto yang telah memakai toga dan atribut wisuda yang lain. Saya mencoba menghunginya lewat japri. Akan tetapi belum mendapatkan respon darinya.

Namun, saya pun berharap sama seperti orang-orang Alor lainnya, semoga kelak ia bisa menjadi penerusnya Andmes Kamaleng. Di mana ikut berkiprah di dalam belantika permusikan nasional dan membanggakan orang-orang Alor.

Tersebab, kalau mendengar suaranya, lebih tepatnya ketika ia bernyanyi, saya secara pribadi mengatakan bahwa ia pantas menjadi penerus Andmes Kamaleng.

***

Barangkali ada dari pembaca yang bertanya,
bagaimana tanggapan dan/atau respon orang-orang Alor dalam melihat sebagian orang Alor yang sekarang sukses dan terkenal di dunia tarik suara?

Ya. Tentu saja saya merasa bangga dan senang. Karena Kabupaten Alor, yang kalau dilihat dari peta saja hampir tak kelihatan ini, ternyata melahirkan banyak penyanyi yang mengharumkan nama Alor di kancah nasional dan internasional.

Coba bayangkan saja bagaimana ketika orang-orang berkumpul menonton siaran final piala dunia? Nah, seperti itulah antusias masyarakat Alor ketika melihat orang asal daerahnya tampil bernyanyi di layar kaca.

Kalau mau jujur, Alor memilik banyak penyanyi berbakat yang belum terekspos ke muka publik. Lantas, bagaimana orang orang-orang NTT, khusus Alor mencetak penyayi berbakat?

Kurang lebih, di Alor sendiri dalam mencetak penyanyi berbakat, sama seperti kabupaten-kabupaten lain yang ada di NTT, dan itu sudah dibahas oleh saudara G u ı van Reba Lomeh, Kompasianer asal Manggarai, NTT dalam tulisannya beberapa bulan yang lalu. (Sila baca di sini).

Bagi saya, penyanyi berbakat itu tak muncul tiba-tiba, tapi ia dibentuk. Saya percaya bahwa bakat merupakan sesuatu yang alami pada diri manusia. 

Akan tetapi bakat yang alami itu ketika tidak di tempa, di asah dalam sebuah wadah semisal organisasi, perkumpulan dan lain-lain, bakat-bakat itu hanya akan terpendam berikutnya tenggelam.

Penyayi dari Alor yang sekarang terkenal luas, semisal Andmes dan disusul Ria Maukafeli, adalah mereka yang mengawali karirnya dari penyanyi rohani.

Ya. Maklum saja, di Alor tak ada tempat pelatihan vokal, seperti studio musik misalnya, untuk kursus bernyanyi.

Sehingga, di sini gereja mempunyai andil yang sangat besar dalam melahirkan, membentuk penyanyi yang berbakat dari Alor. Gereja pun berperan besar dalam melatih penyanyi lokal hingga mereka bisa sampai ke ajang nasional.

Seperti yang sudah saya tuliskan Kabupaten Alor memiliki banyak penyanyi yang berakat. Akan tetapi, sekali lagi, bakat yang tak ditempa dan diasah hanya akan terpendam dan tenggelam.

Dengan demikian, sudah sepatutnya kita sebagai orang Alor, berterima kasih kepada gereja dan perkumpulan lainnya yang ada di Alor. Sebab, dengan adanya mereka, telenta/bakat yang terpendam dari pemuda/pemudi Alor, memiliki wadah untuk di asah/di latih.

Tujuannya jelas, agar kelak menjadi penyanyi-penyanyi handal yang mampu berkiprah di kancah nasional maupun internasional.

Seperti halnya Andmes sekrang ini. Akhirnya, kita pun bisa berkata seperti John Lennon, bahwa musik bukan hanya milik perusahaan rekaman, tapi milik semua orang.(*)

Bacaan: Satu

Ditulis oleh Adhen untuk Inspirasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun