Ya. Tentu saja saya merasa bangga dan senang. Karena Kabupaten Alor, yang kalau dilihat dari peta saja hampir tak kelihatan ini, ternyata melahirkan banyak penyanyi yang mengharumkan nama Alor di kancah nasional dan internasional.
Coba bayangkan saja bagaimana ketika orang-orang berkumpul menonton siaran final piala dunia? Nah, seperti itulah antusias masyarakat Alor ketika melihat orang asal daerahnya tampil bernyanyi di layar kaca.
Kalau mau jujur, Alor memilik banyak penyanyi berbakat yang belum terekspos ke muka publik. Lantas, bagaimana orang orang-orang NTT, khusus Alor mencetak penyayi berbakat?
Kurang lebih, di Alor sendiri dalam mencetak penyanyi berbakat, sama seperti kabupaten-kabupaten lain yang ada di NTT, dan itu sudah dibahas oleh saudara G u ı van Reba Lomeh, Kompasianer asal Manggarai, NTT dalam tulisannya beberapa bulan yang lalu. (Sila baca di sini).
Bagi saya, penyanyi berbakat itu tak muncul tiba-tiba, tapi ia dibentuk. Saya percaya bahwa bakat merupakan sesuatu yang alami pada diri manusia.Â
Akan tetapi bakat yang alami itu ketika tidak di tempa, di asah dalam sebuah wadah semisal organisasi, perkumpulan dan lain-lain, bakat-bakat itu hanya akan terpendam berikutnya tenggelam.
Penyayi dari Alor yang sekarang terkenal luas, semisal Andmes dan disusul Ria Maukafeli, adalah mereka yang mengawali karirnya dari penyanyi rohani.
Ya. Maklum saja, di Alor tak ada tempat pelatihan vokal, seperti studio musik misalnya, untuk kursus bernyanyi.
Sehingga, di sini gereja mempunyai andil yang sangat besar dalam melahirkan, membentuk penyanyi yang berbakat dari Alor. Gereja pun berperan besar dalam melatih penyanyi lokal hingga mereka bisa sampai ke ajang nasional.
Seperti yang sudah saya tuliskan Kabupaten Alor memiliki banyak penyanyi yang berakat. Akan tetapi, sekali lagi, bakat yang tak ditempa dan diasah hanya akan terpendam dan tenggelam.
Dengan demikian, sudah sepatutnya kita sebagai orang Alor, berterima kasih kepada gereja dan perkumpulan lainnya yang ada di Alor. Sebab, dengan adanya mereka, telenta/bakat yang terpendam dari pemuda/pemudi Alor, memiliki wadah untuk di asah/di latih.