Kemudian tahun 2012, saya mencoba keberuntungan melamar sebagai penyiar di suatu radio profesional atau radio besar di kota saya yang area lingkupnya lebih luas. Manajemennya lebih jelas, dan bisa dibuat untuk pekerjaan utama karena penghasilan yang sesuai dengan talent.
Melalui beberapa tahap seleksi, yaitu tes tulis dan wawancara untuk mengetahui kompetensi, yang terdiri dari Skill, Knowledge, & Attitude. Kemudian rekaman untuk tes suara dalam segi pembawaan seorang penyiar radio untuk menjadi master dari suatu acara, membawakan infotainment, dan menyampaikan berita (news) dengan baik sesuai format radio tersebut.
Alhasil, saya pun lolos dari beberapa tahap tersebut hingga akhirnya diterima menjadi penyiar radio profesional sejak Juli 2012. Hingga saat ini, saya masih di tempat yang sama dengan berbagai job desc tambahan.
Awal karir pada Juli 2012, job desc saya hanya di bagian penyiar radio saja. Kemudian Januari 2014, diberikan kepercayaan untuk memegang Financial Management (office) perusahaan. Lalu pada Februari 2019, saya juga diangkat menjadi Music Director di stasiun radio tersebut tanpa melepas dua job desc sebelumnya. Hingga saat ini, November 2020, saya masih memegang tiga job desc sekaligus di radio tersebut.
Tidak mudah dan tidak semua orang bisa memegang dan menjalankan tiga job desc sekaligus. Namun, jika sudah profesional, di dalamnya mencakup komitmen, dan amanah terhadap tugas, semua itu bisa berjalan dengan lancar.
Suka Duka
Bekerja di media yang pasti tidak seperti bekerja di perusahaan bidang lainnya. Yang paling saya rasakan sebagai suka cita bekerja di media radio adalah banyak teman baru dari berbagai bidang, yang secara tidak langsung bisa menjadi teman baik kita.
Menjadi penyiar radio profesional hampir sama seperti menjadi seorang artis, tapi dalam dunia yang berbeda. Penyiar radio dikatakan artis, karena juga sama mempunyai fanbase atau fans tersendiri bagi puluhan, ratusan, hingga ribuan pendengar radio yang bertambah setiap tahunnya.
Ada chemistry antara penyiar dan pendengar. Sehingga ketika seorang penyiar tidak masuk kerja untuk siaran, selalu ada yang menanyakan dan mengkhawatirkan, atau merasa kehilangan ketika seorang penyiar idamannya tidak masuk karena sakit atau sedang cuti kerja.
Hal tersebut menjadi penyemangat bagi seorang penyiar untuk terus masuk kerja, karena ada serasa dibutuhkan oleh banyak pendengar setia.
Namun, dukanya adalah tidak bisa libur di hari Minggu atau tanggal merah. Akan terasa lucu ketika semua crew radio harus libur dalam satu waktu, sehingga radionya off seharian.