Ada yang masih lebih baik. Alhamdulillah terpilih menjadi salah satu nominator. Lumayanlah. Masih bisa bersyukur. Walau akhirnya tidak terpilih jadi yang terfavorit. Kecewa, tetapi masih ada penghiburan. Gini-gini pernah jadi nominator Kompasiana Awards.
Ketika harapan membumbung tinggi dengan rasa percaya diri, tak menyadari diam-diam tersembunyi tinggi hati. Inilah racun yang membuat kita susah menerima bila tidak menjadi pemenang.
Merasa diri sendiri yang paling layak, padahal masih ada yang jauh lebih layak. Apa yang kita nilai, apalagi menilai diri sendiri pasti hanya berdasarkan standar diri sendiri. Kelas tidak adil.
Di sini hanya perlu sedikit kerendahan hati agar kekecewaan tidak menumpuk dan semakin mendalam. Alangkah lebih indah bila kita mau belajar menjadi bukan siapa-siapa. Tidak terbebani oleh keinginan yang berlebih akan penghargaan dan penilaian.
Manakala tidak dihargai pun akan merasa biasa. Sadar diri bukan siapa-siapa. Tidak banyak berharap maka tidak akan datang banyak kecewa.
Namun, ketika ada hadir penghargaan, tentulah itu sebuah kejutan. Namanya kejutan, biasanya akan hadir sukacita. Masalahnya memang tidak mudah untuk menjadi siapa-siapa, ketika nama dan posisi menjadi sesuatu yang berharga.
Bicara sukacita, Kompasianival adalah sukacita. Ajang Kompasiana Awards pun sejatinya adalah sukacita kita dalam kebersamaan di Kompasiana. Siapa pun kelak yang menjadi terbaik atau terfavorit tetaplah bersukacita dalam berkarya.
Penulis K71 (Ed: TT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H