Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika Pendeta dan Jemaat Bertetangga di Surga

7 November 2020   12:00 Diperbarui: 7 November 2020   12:13 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Senin libur, sorenya melakukan kunjungan pastoral untuk menguatkan iman jemaat. Hari Selasa membina kaum perempuan, Rabu membina kaum bapak, Kamis membina remaja, Jumat dan Sabtu mempersiapkan khotbah.

Uniknya, Haposan mempersiapkan khotbah dengan cara mengunjungi jemaat, agar persoalan-persoalan jemaat bisa menjadi bahan khotbah. Kesaksian jemaat dijadikan bahan khotbah agar iman seluruh jemaat bertumbuh dengan baik.

Haposan sangat mencintai pelayanannya. Jemaat pun hormat dan kagum kepadanya.

Bebarapa tahun kemudian...

Haposan meninggal, bersamaan dengan si Parman, salah seorang anggota jemaatnya. Tibalah waktunya mereka dihakimi oleh malaikat, soal status mereka apakah akan ke surga atau neraka.

Konon, surga itu ada 7 tingkatan lantai. Peraturannya, setelah dihitung amal perbuatannya, semakin tinggi amal perbuatannya, maka semakin tinggilah tingkatan lantai huniannya di surga.

Malaikat memanggail si Parman agar masuk ke lantai  3. Mendengar Parman dimasukkan ke lantai 3, pendeta Haposan senang luar biasa. Ia memperkirakan bahwa ia akan ditempatkan di lantai 7.

Malaikat pun memanggil pendeta Haposan, yang juga ditempatkan dilantai 3. Ruangan mereka bersebelahan di surga.

Haposan pun protes ke malaikat, dan mengatakan bahwa si Parman itu hanya jemaat, dan ia tahu persis perilaku keseharaiannya. "Si Parman itulah jemaatku yang paling malas ke gereja," kata Haposan.

Menurut Haposan, si Parman lebih memprioritaskan ternaknya daripada beribadah ke gereja. Parman kadang lebih memilih mencari rumput bagi kerbau dan sapinya dibanding kebaktian di gereja.

"Kalau saya melayani umat Tuhan siang dan malam. Jadwal saya padat untuk melayani umat. Senin hingga  Minggu terus menerus melayani umat untuk kemuliaan Tuhan semata. Mengapa saya satu lantai dengan Parman?" protes Haposan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun