Begitu juga dalam tradisi saling bertandang (berandau) dalam komunitas adat Dayak Desa. Orang yang bertamu akan disambut dengan ramah. Bahkan tak jarang tamunya ditawari untuk makan.
Ketika sudah saatnya untuk pulang, alih-alih mengucapkan terima kasih, si tamu akan mengatakan: "Kak mupuk lau, bah". Kurang lebih artinya: "Mau pulang dulu, ya".
Tuan rumah sama sekali tidak merasa sakit sakit hati atau tersinggung. Malahan dia akan mengatakan: "Wai...ilak lau, bah. Ngapa begesak?" Artinya kurang lebih begini: "Wai...nanti dululah pulangnya. Kenapa terburu-buru?"
Dan kalau tamu sudah mulai beranjak pergi, tuan rumah akan berkata: "Mansang berandau agik, bah. Nsah jerak." Artinya: "Lain kali datang lagi, ya. Jangan jera."
Saling bertandang (berandau) memang sudah menjadi kebiasaan orang Dayak Desa. Tiadanya ungkapan terima kasih dari tamu meski sudah diberi makan, bukan menjadi masalah besar bagi mereka.
Tidak ada rasa menyesal dan sakit hati. Jalinan kekeluargaan dan persaudaraan mereka pun tidak akan menjadi rusak. Justru tuan merasa senang karena sahabat atau sanak keluarga mau bertandang ke rumah mereka. Bahkan meminta agar mereka bisa datang kembali di lain waktu.
Ketika tuan rumah menawarkan tamu untuk makan, tindakan ini pun bukan sekadar basa-basi. Bagi masyarakat suku Dayak Desa, hasil bumi yang mereka peroleh tidak pernah boleh hanya dinikmati seorang diri.
Undangan untuk menyantap hidangan yang telah tersedia merupakan ungkapan syukur atas berkat yang sudah diterima. Sekaligus sebagai wujud doa bersama agar Petara Yang Agung senantiasa melimpahkan hasil ladang yang baik dan berlimpah.
Wasana KataÂ
Ungkapan terima kasih memang hampir jarang terdengar dalam keseharian hidup orang Dayak Desa. Akan tetapi, fakta ini sedikit pun tidak mengurangi semangat kebersamaan, kekeluargaan dan persaudaran di antara mereka.
Walaupun demikian, fakta ini tetap menjadi perhatian, khususnya bagi para orang tua, untuk selalu mengajarkan dan mengingatkan anak-anak agar tahu berterima kasih. Fakta ini tidak bisa selalu dijadikan pembenaran ketika anak-anak lupa atau bahkan tidak pernah sama sekali berterima kasih.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!