Pada 29 Oktober 2020, diperingati sebagai Hari Stroke Dunia. World Stroke Organization (WSO) merupakan penggagas pertama melawan penyakit stroke.
Menurut riset Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, di Indonesia terdapat 2 juta lebih orang yang menderita stroke atau ada 6 penderita dari setiap 500 orang.
Serangan stroke dikenal silent killer dan merupakan pembunuh nomor wahid di Indonesia. Lebih dari 15% angka kematian disebabkan oleh penyakit ini.
Stroke terjadi karena aliran darah ke otak berkurang, dikarenakan stroke istemik (penyumbatan pembuluh darah) atau stroke hemoragik (pecahnya pembuluh darah).
Berkurangnya darah dalam otak menyebabkan kekurangan nutrisi dan oksigen, sel-sel pada otak akan mati. Hal ini mengakibatkan bagian otak yang rusak tidak dapat lagi mengendalikan bagian tubuh dengan baik.
Orang yang terserang stroke harus secepatnya mendapatkan penanganan medis, karena dalam hitungan menit sel otak dapat mati. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting karena akan mengurangi kerusakan sel otak dari akibat yang lebih parah.
Gejala, Risiko, dan Pengobatan Stroke
Gejala stroke dapat berbeda-beda tetapi secara umum yang terlihat adalah salah satu wajah terlihat menurun, mulut dan mata terkulai, bicara tidak jelas, mati rasa bagian lengan dan tidak bisa diangkat. Tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut mengalami kelemahan.
Gejala lainnya adalah mual dan muntah, sakit kepala, vertigo, kaku pada leher, kesadaran menurun, sulit menelan, gangguan koordinasi bagian tubuh dan penglihatan ganda.
Sedangkan beberapa faktor kesehatan yang dapat memicu risiko stroke adalah darah tinggi, diabetes, kelebihan berat badan, LDL tinggi dan penyakit jantung.
Faktor gaya hidup meliputi kebiasaan merokok, kurang melakukan aktivitas fisik atau olahraga, minuman keras dan obat-obatan terlarang. Selain itu dapat juga karena faktor keturunan. Orang usia tua lebih berisiko dibandingkan dengan usia muda.