Marcus Aurelius lahir pada 26 april 121 m di kota Roma, dan ia meninggal di tahun 161 m. Dia adalah salah satu filsuf yang meneruskan filsafat stoic yang paling dikenal.
Marcus Aurelius juga dikenal sebagai kaisar dan juga filsuf, dan dia memiliki sifat yang kontemplatif, dan dia menggunakan kecerdasanya untuk mengurus pemerintahanya. Marcus Aurelius juga menulis buku yang bernama "The Meditations" yang berfokus kepada self-help.
Buku "The Meditations" buatan Marcus Aurelius sudah diterjemahkan oleh Henry Menampiring selaku pembuat buku "Filosofi Teras". Buku ini sudah membuat salah seorang teman saya, memiliki kepribadian yang lebih tenang, yang dulunya ia lebih mudah marah, namun setelah ia membaca buku "Filosofi Teras" ia merasakan perubahan sedikit demi sedikit yang merubahnya.
Oleh karena itu di sini saya akan memberikan 2 point untuk kalian yang ingin hidup bahagia.
1.Dikotomi Kendali
Pasti kita sering kali merasa kecewa akan hal-hal yang tidak sesuai ekspetasi kita. Sebenarnya kita bisa untuk tidak merasa kecewa, gimana caranya?
Prinsip ini sudah disepakati oleh para filsuf stoa, bahwa ada hal-hal di dalam hidup yang bisa kita kendalikan, dan ada yang tidak. Memangnya apa saja hal-hal yang bisa kita kendalikan dan yang tidak?
Hal yang tidak bisa kita kendalikan adalah opini orang lain, tindakan orang lain, kekayaan kita, dan kondisi saat kita lahir, seperti jenis kelamin, orang tua, kebangsaan, warna kulit, dan lain-lain.
Kemudian hal-hal yang bisa kita kendalikan adalah pertimbangan kita, persepsi kita, opini kita, keinginan kita, tujuan kita, dan segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan kita sendiri.
Banyak orang yang usianya sudah dewasa masih menyesali kehidupannya yang sekarang, seperti "kenapa gua lahir di Indonesia sih?; "kenapa gua hitam sih?"; "kenapa gua pendek"; dan lain-lain. Hal itu sangatlah sia-sia, karena penyesalan tersebut di luar kendali kita, dan kalaupun kalian sesalkan itu, toh ga bakal buat kalian menjadi putih, tinggi, ataupun lahir di Amerika tiba-tiba, jadi bersyukurlah dengan keadaan yang sekarang.
Lalu kita sering kali menggantungkan kebahagiaan kita kepada orang lain, contohnya pasangan kalian. Biasanya kita akan berpikir bahwa jika kita tanpa dia itu tidak bisa bahagia. Kalian harus berpikir, apakah dia ada dikendali kalian atau tidak, jawabanya tentu tidak, karena dia adalah orang lain. Mau pasangan kalian tiba-tiba minta putus karena dia ingin sendiri, atau pasangan kalian yang tiba-tiba dilamar orang lain karena dia lama menunggu kamu, itu semua diluar kendali kita.
Agar tidak kecewa berlebih, kita harus menyadari terlebih dahulu, apakah dia di dalam kendalimu atau tidak. Setelah kalian menyadari bahwa hal tersebut di luar kendalimu, cobalah pikirkan apa yang ada dikendalimu, ya benar pikiranmu sendiri. Kalian bisa menyikapi hal tersebut dengan tenang, tidak gegabah, ataupun emosi. Kalian bisa pikirkan apa yang menyebabkan pasangan kalian ingin sendiri, atau dilamar orang lain, sehingga kalian bisa menemukan jalan keluarnya.
2.Membiasakan Diri Untuk Berpikir Buruk
Kalian pasti sering berpikir hal-hal baik akan datang kepada kalian, dan ternyata, dugaan kalian salah, malah hal buruk yang datang kepada kalian, setelah itu apa? Kalian akan kecewa.
Sering kali kita berpikiran baik kepada suatu hal, tanpa memikirkan hal buruk juga bisa datang kapan saja, contohnya jika kalian melakukan kebaikan, kalian berharap akan dibalas kebaikan juga, dan ternyata salah, kalian malah dibalas dengan hal yang kalian tidak inginkan, dan menyebabkan kalian kecewa.
Untuk menghindari hal seperti itu, kalian bisa mengawali pagi hari kalian dengan berpikir, kalau nanti akan ada orang yang menyebalkan yang mengganggu mood kalian, atau nanti akan ada hal yang membuat harimu menjadi rusak.
Mengawali hari dengan seperti itu, membuat sistem otomatis dalam diri kita mengetahui hal-hal yang akan terjadi, atau prediksi yang akan terjadi, jadi sewaktu-waktu hal buruk itu terjadi, kalian tidak akan terlalu kecewa, karena kalian sudah memikirkannya sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H