Ini hari kedua Tini ngambek gara-gara mie ayam itu. Walaupun Tini lagi marah, tapi dia tetap mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik. Memasak, mencuci baju, mengurus anak dan tetap membuatkan aku kopi tiap pagi. Dia cuma irit bicara dan hanya menjawab seadanya apabila aku bertanya.
Malam ini, tiba-tiba Tini mengajakku bicara. Dia menceritakan aktivitas dia beberapa hari ini. Dia juga mengatakan tentang ada sedikit problem yang sedang dia alami dan dia bingung mau pilih yang mana. Aku hanya mendengarkan dengan baik dan sesekali mengangguk untuk menanggapinya.Â
Aku tidak menjawab ataupun memberi solusi. Bukannya tidak mau tapi aku tidak mau seperti bulan yang lalu saat aku memberi solusi tentang problemnya, malah dia tambah ngambek. Katanya aku tidak mengerti karena aku tidak merasakan apa yang dia alami. Jadi lebih baik untuk kali ini dan seterusnya aku akan menjadi pendengar yang baik saja kecuali dia meminta pendapatku.
Keesokan hari saat hendak berangkat ke pasar untuk jualan.
"Bang, kalau jualan jangan terlalu banyak ngomong sama perempuan, ya? Sama satu lagi jangan terlalu lama-lama pandangin pembeli perempuan."
"Tapi kan yang beli kebanyakan perempuan, Tin. Apalagi aku jual keperluan anak-anak, pasti kebanyakan ibunya lah yang beli."
"Pokoknya aku gak mau tau."
Tini masuk ke dalam rumah. Akupun kebingungan.
"Ya Tuhan ... Kenapa Engkau ciptakan makhluk unik seperti ini ...."
Aceh, 22 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H