Mohon tunggu...
Khairani
Khairani Mohon Tunggu... Lainnya - Wife. Mommy of 2 👦👧 . Hanya insan biasa yang akan terus belajar untuk lebih baik lagi

Suka menulis dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makhluk Unik

22 Januari 2023   12:33 Diperbarui: 22 Januari 2023   12:58 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore ini langit terlihat mendung. Akhir-akhir ini hujan selalu turun hampir setiap hari. Suasana menjadi lebih dingin dan sejuk.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Terdengar jawaban salam dari wanita yang sudah aku nikahi selama 5 tahun itu.

"Sudah pulang,bang? Gimana jualan hari ini, lancar?" tanya Tini, istriku.

"Alhamdulillah Tin. Lumayan lancar hari ini," kataku seraya duduk di kursi ruang tamu. Santai sejenak untuk melepas penat setelah seharian bekerja.

"Abang gak membeli sesuatu?" tanya Tini.

"Oh iya, ada Tin. Ada di motor, lupa aku ambil tadi. Ambilin bentar, boleh?" jawabku.

Tini langsung beranjak keluar untuk mengambil barang yang aku beli tadi saat pulang kerja. Tak lama terlihat Tini masuk seraya meneteng kresek belanjaan. Tunggu ... Kenapa mukanya masam begitu. Apa ada yang salah?

"Kenapa gak ada mie ayamnya, bang? Ini cuma ada jajanan anak sama gorengan," tanya Tini seraya mengerucutkan bibirnya.

"Loh ... Kan kamu gak pesan mie ayam, Tin?" jawabku mencoba mengingat kembali apa ada yang mungkin aku lupa.

"Kan aku udah bilang tadi pagi waktu kita sarapan sambil nonton TV." 

"Gak ingat aku, Tin ... Perasaan kamu gak pesan mie ayam deh."

"Tadi pagi kan waktu nonton TV ada tuh ... Acara makan-makan di televisi yang review mie ayam," jelas Tini dengan begitu yakin.

"Ohw itu ... Tapi kan kamu gak suruh beli. Kamu cuma bilang kalau mie ayam itu pas banget di makan di musim hujan kayak gini," ucapku bingung.

"Masa kamu gak peka sih bang. Itu artinya aku pengen mie ayam."

"Gorengan cocok juga loh Tin, di makan hujan-hujan gini."

"Tau ahh ..."

Tini berlalu pergi.

"Alaamaakk ... Bisa ngambek tujuh hari tujuh malam itu."

Namaku Amin. Pekerjaan aku setiap harinya jualan baju, sepatu, sandal dan tas anak-anak di pasar. Aku mempunyai istri dan seorang anak yang baru berumur 3 tahun. Istriku bernama Martini. Nama panggilannya Tini.

Tini sebenarnya istri yang baik dan setia. Dia orang yang ramah dan suka menolong. Tapi ada satu sifatnya yang aku bingung, dia sering ngambek. Akupun tak tau salah apa. Mungkinkah perempuan memang begitu atau aku yang tidak mengerti tentang sifat mereka.

Ini hari kedua Tini ngambek gara-gara mie ayam itu. Walaupun Tini lagi marah, tapi dia tetap mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik. Memasak, mencuci baju, mengurus anak dan tetap membuatkan aku kopi tiap pagi. Dia cuma irit bicara dan hanya menjawab seadanya apabila aku bertanya.

Malam ini, tiba-tiba Tini mengajakku bicara. Dia menceritakan aktivitas dia beberapa hari ini. Dia juga mengatakan tentang ada sedikit problem yang sedang dia alami dan dia bingung mau pilih yang mana. Aku hanya mendengarkan dengan baik dan sesekali mengangguk untuk menanggapinya. 

Aku tidak menjawab ataupun memberi solusi. Bukannya tidak mau tapi aku tidak mau seperti bulan yang lalu saat aku memberi solusi tentang problemnya, malah dia tambah ngambek. Katanya aku tidak mengerti karena aku tidak merasakan apa yang dia alami. Jadi lebih baik untuk kali ini dan seterusnya aku akan menjadi pendengar yang baik saja kecuali dia meminta pendapatku.

Keesokan hari saat hendak berangkat ke pasar untuk jualan.

"Bang, kalau jualan jangan terlalu banyak ngomong sama perempuan, ya? Sama satu lagi jangan terlalu lama-lama pandangin pembeli perempuan."

"Tapi kan yang beli kebanyakan perempuan, Tin. Apalagi aku jual keperluan anak-anak, pasti kebanyakan ibunya lah yang beli."

"Pokoknya aku gak mau tau."

Tini masuk ke dalam rumah. Akupun kebingungan.

"Ya Tuhan ... Kenapa Engkau ciptakan makhluk unik seperti ini ...."

Aceh, 22 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun