Mohon tunggu...
Insan kamil
Insan kamil Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Penulis muda

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta di Negri Orang

16 Februari 2020   23:00 Diperbarui: 16 Februari 2020   23:00 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Satu minggu setelah kelulusan aku mengikuti seleksi beasiswa,aku berharap agar aku Bisa diterima beasiswa.

satu minggu setelah seleksi aku melihat daftar nama ku di Koran,sudah 10 kali balikan aku mencari namaku dan hasilnya pun nihil aku tidak terseleksi untuk mendapatkan beasiswa untuk ke perguruan tinggi.aku pun merasa putus asa "sudah lah aku lebih baik menganggur saja di rumah sambil bantu-bantu ibuku"

Kemudian aku mencoba mengadu kepa tuhan dalam Sholatku aku meminta agar diberikan jalan terbaik untuk masa depanku. Ke esokan harinya aku ingin mencoba mencari lowongan kerja karena aku sadar aku tidak bisa kuliah dan jika aku kuliah pun orangtua-ku tidak bisa membayar uang kuliah ku dan aku ingin membantu kedua orang tua ku untuk membiayai adikku. Di pagi hari yang cerah kubeli koran lalu membacanya dengan tujuan untuk mencari lowongan kerja.Aku menemukan dua dan tiga perusahaan yang sekiranya cocok untukku walaupun di pabrik sekalipun.Aku pun mengirimkan semua lamaran ke tiga perusahaan tersebut.setelah 3 hari kemudian aku mendapatkan telepon dari perusahaan obat untuk mengikuti seleksi tes namun sayang aku gagal di psiskotes, aku pun hanya bisa sabar untuk menunggu panggilan lamaran pekerjaan berikutnya karena yang kemarin aku gagal,kemudian besok lusa aku menerima kembali panggilan untuk tes namun hasil ku tetap nihil karena aku gagal pada saat interview.kemudian minggu depannya aku mendapatlan lagi panggilan namun tetap gagal aku gagal seleksi padahal aku sudah lulus tes interview,aku terseret oleh calon pekerja yang menggunakan orang dalam.Itu memang terlihat curang dan membuat hatiku sangat sakit.Aku hanya bisa pasrah kepada Tuhan bagaimana nasibku.lalu aku mencoba untuk menelepon pamanku yang merupakan adik dari ayahku,ia bekerja di Taiwan sebagai TKI buruh pabrik.namun siapa sangka ia mendapat gaji yang besar walaupun hanya seorang buruh pabrik.

HIDUP ITU PILIHAN

Diriku memang selalu iri melihat teman-teman seusia denganku mereka bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.aku tidak bisa mengikuti ego untuk tetap kekeh kuliah aku sadar keaadaan keluarga merupakan ekonomi yang pas-pasan terkadang untuk uang sakuku dan adikku kami bagi dua.Aku sangat ingin sekali membahagiakan keluargaku. Aku putuskan untuk melanjutkan bekerja. Aku telah mencoba semua jenis lowongan pekerjaan namun tak ada satupun yang lolos. Ku putuskan untuk berkunjung ke rumah paman ku yang tidak begitu jauh dari rumahku yang kebetulan ia baru pulang dari Taiwan untuk cuti lebaran idul fitri.Pukul 16.00 sore hari aku mengunjungi paman dengan maksud untuk mengisi kegiatanku untuk menunggu waktu magrib.Rumah paman memang sangat lah besar.nasib dia lebih beruntung dari ayahku yang hanya sekedar tukang sayur.

"Assalamualaikum paman"

"Waalaikumusalam eh Ditta sini masuk"

"Ditta silahkan duduk"

"baik paman"

"bagaimana kabarmu sekarang,kamu mau lajut kemana?"

aku terdiam sejenak.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun