Mohon tunggu...
Iin Syah
Iin Syah Mohon Tunggu... -

Pemimpi dan berusaha meraih mimpi. Menulis dan bergerak maju. Abdi negara dan anti korupsi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mau Dibawa Kemana Hubungan Kita Ini?

11 Januari 2015   08:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi pengalaman di atas hanya terjadi di satu rumah sakit tersebut. Dan memang bukan ini yang pertama kalinya. Beberapa pengalaman senada juga saya dan teman-teman alami. Ketika kami merujuk pasien ke RS tersebut. Sambutan yang tidak ramah, pernyataan yang menyudutkan, hingga perlakuan yang tidak pada tempatnya (seperti dimarahi di depan pasien).

Sebenarnya permasalahan ini sudah pernah kami diskusikan dengan pihak terkait. Saya pribadi sejak kejadian kurang menyenangkan sekitar setahun yang lalu, tidak pernah lagi merujuk pasien ke RS itu. Namun, tidak merujuk pasien saja ternyata tetap mendapatkan perlakuan serupa.

Perlakuan tidak menyenangkan antara sesama profesi tersebut sangat tidak menguntungkan. Saya pribadi, dan rekan-rekan saya menjadi enggan untuk merujuk pasien ke rumah sakit tersebut. Siapa pula yang mau setelah mengobservasi pasien seharian, kemudian menemukan masalah, lalu pontang-panting ke RS karena ingin segera menyelamatkan pasien, sesampainya di RS malah dibentak-bentak di depan pasien?

Keadaan ini tentu tidak bisa dibiarkan berlanjut. Program kesehatan juga harus mengacu pada peningkatan moral dan hubungan manusiawi antara sesama petugas kesehatan. Bagaimana mau melayani pasien dengan santun jika terhadap sesama rekan seprofesi saja seperti itu.

Kedua, tentang hak-hak pasien. Sekali lagi, untuk kejadian seperti ini, sepanjang sejarah saya menjadi bidan, baru kali ini terjadi. Dimana dokter dan petugas lainnya bahu-membahu memperjuangkan program nasional pada pasien yang lagi kesakitan dan kebingungan dan pada keluarganya yang sedang panik. Benar-benar usaha yang harus dihormati seharusnya. Saya angkat topi, meski saya juga berusaha memahami kalau mereka sebenarnya tahu jika merupakan hak pasien untuk setuju atau menolak hak tersebut.

Tulisan ini saya selesaikan dengan harapan, di RS lain, di tempat lain dimanapun di republik tercinta kita ini, tidak pernah terjadi kejadian seperti ini lagi. Intimidasi, ancaman, dan pemaksaan sudah bukan zamannya lagi. Mari duduk dan berdiskusi dengan benar. Mengemukakan pendapat dan juga mendengar pendapat orang lain. Berusaha mengadvokasi tanpa memandang rendah orang lain.

Hidup Indonesia Sehat!

Inraini Fitria Syah, SKM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun