Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Tangisan di Tikungan Jalan

24 Januari 2025   07:23 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:51 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan hati yang dipenuhi luka, saya memberi mereka susu Bear Brand dan menjemur tubuh kecil mereka di bawah sinar matahari pagi. 

Saya memandangi mereka, dan air mata saya jatuh tanpa bisa ditahan. Mereka bukan sekadar kucing. Mereka adalah nyawa kecil yang pantas mendapatkan kasih sayang, sama seperti manusia yang pantas untuk dicintai.

Bayangkan, jika mereka bukan kucing, melainkan bayi manusia yang dibiarkan menangis sendirian di pinggir jalan. Apakah kita akan membiarkannya begitu saja? 

Apakah kita akan menutup mata pada penderitaan mereka? Saya tidak bisa.

Anak-anak kucing ini mengajarkan saya satu hal penting: cinta tidak seharusnya dibatasi pada siapa atau apa. Di mata Tuhan, setiap makhluk hidup adalah berharga. 

Dan jika mereka datang ke jalan hidup saya, mungkin itu adalah cara Tuhan mengingatkan saya untuk belajar lebih banyak tentang belas kasih.

Saya tidak tahu apakah saya mampu menjaga mereka tetap hidup. Tapi saya tahu satu hal pasti, saya akan melakukan apa pun untuk memberi mereka kesempatan. Bahkan jika dunia ini terlalu keras bagi mereka, mereka layak mendapatkan cinta, meskipun hanya sesaat.

Salam berbagi, Ino, 24 Januari 2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun