Dimensi Spiritualitas Karmel: Berjalan Bersama Tuhan
Dalam spiritualitas Karmel, perjalanan sering dimaknai sebagai simbol ziarah rohani menuju persatuan dengan Tuhan.Â
Santo Yohanes dari Salib menggambarkan hidup sebagai "jalan malam" yang penuh misteri, di mana setiap langkah adalah kesempatan untuk menemukan Tuhan dalam keheningan dan pengalaman sederhana.Â
Ketika anak-anak diajak berjalan, mereka tanpa sadar diajak untuk hidup dalam momen sekarang, menikmati keindahan ciptaan, dan mengalami sukacita murni.Â
Hal ini sejalan dengan semangat Karmel yang mengajarkan bahwa setiap perjalanan, baik fisik maupun rohani, adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. (St. John of the Cross, The Ascent of Mount Carmel, hal. 88).
Saya jadi ingat salah satu kutipan lagu  karya Koes Plus tentang "Jalan Hidup Kita" yang membawa saya kepada imajinasi tentang perjalanan dan eksplorasi bersama anak-anak:
"Jalan hidup kita berbeda, masing-masing punya cerita, suka dan duka bukanlah hal yang sia-sia, asal tetap melangkah percaya."
Kutipan ini mengajarkan bahwa setiap perjalanan, baik fisik maupun rohani, memiliki makna tersendiri. Anak-anak yang diajak jalan-jalan bukan hanya menikmati pengalaman baru, tetapi juga belajar bahwa setiap langkah adalah bagian dari cerita hidup mereka yang berharga.
Demikian juga dalam kutipan lagu "On the Road Again" oleh Willie Nelson kita temukan percikan refleksi yang indah:
"On the road again, just can't wait to get on the road again.
The life I love is making music with my friends,
And I can't wait to get on the road again."
("Di jalan lagi, aku tak sabar untuk kembali ke jalan.
Hidup yang kucintai adalah menciptakan musik bersama teman-temanku,
Dan aku tak sabar untuk kembali ke jalan.")
Lagu ini menggambarkan kegembiraan dan kebebasan yang dirasakan saat memulai perjalanan baru. Bahkan bisa dikatakan telah mengungkapkan kerinduan terdalam anak-anak yang selalu ingin kemnbali ke jalan dan melakukan perjalanan.