Selain itu, keterlibatan fisik semacam ini juga membangun rasa percaya diri dan optimisme.Â
Menurut Dweck, jalan-jalan memberikan pengalaman kebebasan dan kesenangan yang menyegarkan, terutama bagi anak-anak yang sering kali bosan dengan rutinitas di rumah (Dweck, 2006, Mindset: The New Psychology of Success, hal. 102-104).
Interaksi Sosial yang Bermakna
Lev Vygotsky menekankan pentingnya konteks sosial dalam perkembangan anak-anak. Jalan-jalan memberi anak-anak peluang untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, orang dewasa, maupun elemen-elemen baru di lingkungan mereka.Â
Proses ini membantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi, empati, dan pengambilan perspektif.Â
Misalnya, saat bertemu orang baru di perjalanan, anak-anak belajar bagaimana cara menyapa atau berinteraksi dengan sopan (Vygotsky, 1978, Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes, hal. 84-91).Â
Saya jadi ingat pengalaman saat Covid-19, setelah isolasi beberapa bulan tanpa harus membersihkan brewok, ternyata janggut sudah begitu panjang dan ketika dilihat oleh seorang anak saat bepergian sore, anak itu menangis ketakutan. Sore harinya saya langsung merapikan dan membersihkannya.
Stimulasi Kreativitas dan Imajinasi
Sir Ken Robinson menjelaskan bahwa pengalaman baru saat jalan-jalan dapat memicu imajinasi anak.Â
Ketika anak-anak diajak keluar rumah, mereka dihadapkan pada pemandangan, suara, dan situasi yang berbeda dari biasanya, yang kemudian merangsang daya pikir kreatif mereka.Â
Sebagai contoh, ketika melihat seekor burung terbang, anak mungkin bertanya-tanya bagaimana burung bisa melayang di udara, yang pada gilirannya memotivasi mereka untuk belajar lebih jauh (Robinson, 2011, Out of Our Minds: Learning to Be Creative, hal. 45-50).