2. Modal Persiapan Batin dan Material Penelitian
Penelitian budaya tidak hanya memerlukan kesiapan material tetapi juga persiapan batin. Seorang peneliti harus memiliki ketulusan hati untuk memahami budaya orang lain tanpa prasangka.
Secara material, penting untuk menyiapkan alat penelitian seperti perekam suara, baterai cadangan, buku catatan, dan daftar pertanyaan yang mampu memancing jawaban mendalam dari informan.Â
Persiapan anggaran, waktu, serta pemetaan lokus penelitian juga sangat diperlukan untuk memastikan efisiensi dan efektivitas penelitian.Â
Kurangnya persiapan dapat menyebabkan hambatan yang signifikan, baik secara teknis maupun finansial.
3. Modal Etika dan Bahasa
Penguasaan etika penelitian dan pemahaman bahasa lokal adalah kunci keberhasilan seorang peneliti.Â
Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa keterampilan berkomunikasi dengan tata krama yang baik dan penghormatan terhadap adat setempat sangat penting.
Sebagai peneliti lokal, saya berusaha memahami istilah teknis yang digunakan masyarakat adat dalam menjelaskan tradisi Nara Krus.Â
Istilah seperti "Ma sai, ma tahi blino lalang wo,er. Karang lopa kaet lang, tali lopa dagir wa,ing"Â ucapan selamat jalan dalam tutr Sikka menjadi bagian penting dalam wawancara.
Etika yang baik tidak hanya mempermudah interaksi, tetapi juga membangun kepercayaan dengan informan, terutama di lingkungan di mana penelitian sering kali dianggap sebagai aktivitas luar biasa.