Prabowo dan Gibran tampaknya memandang bahwa Indonesia harus bertransformasi menjadi negara yang bebas dari korupsi, terutama di level kabinet.Â
Namun, apakah zaken kabinet merupakan antitesis dari praktik korupsi yang selama ini mencemari birokrasi?
Atau, justru bisa melahirkan kelompok elite baru yang tidak terkontrol oleh partai politik mana pun?
Ada harapan besar dari masyarakat bahwa pemerintahan baru ini, dengan dukungan dari para profesional di zaken kabinet, bisa membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.Â
Tentu saja, profesionalisme yang dibutuhkan harus dilandasi oleh nilai moral, etika yang baik, serta loyalitas terhadap bangsa.
Salah satu hal yang menarik adalah kemungkinan bahwa zaken kabinet dapat menarik talenta-talenta Indonesia yang saat ini berkiprah di luar negeri untuk kembali dan berkontribusi di dalam negeri.Â
Hal ini tentu akan menjadi sorotan dunia, mengingat betapa berharga tenaga profesional yang dimiliki bangsa ini.
Namun, lebih dari itu, kolaborasi antara kritik dan diskusi harus menjadi pilar penting dalam kabinet ini. Tanpa adanya ruang untuk dialog terbuka dan kritik yang membangun, profesionalisme saja tidak akan cukup.Â
Setiap keputusan harus melalui proses pengkajian yang cermat, disertai kerja sama dinamis antar pihak yang berbeda pandangan demi kebaikan bangsa.
Bagaimanapun, apapun bentuk kabinet yang dibentuk, hal terpenting adalah bahwa Indonesia tetap menjaga keutuhan NKRI sebagai harga mati, dan kemajuan bangsa ini tidak lagi hanya menjadi sebuah harapan, tetapi kenyataan yang harus diwujudkan.
Salam berbagi, Ino Sigaze, 19 September 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H