Cakrawala cara berpikir dan perubahan bangsa ini sangat tergantung pada seberapa gairahnya generasi ini menentukan pilihannya untuk belajar dari sumber-sumber ilmu yang membawanya kepada kebenaran | Ino Sigaze.
Beberapa minggu ini, para guru dari sekolah-sekolah di sekitar kecamatan Paga telah beberapa kali meminta saya merayakan upacara misa awal tahun ajaran 2024/2025.
Momen perjumpaan itu bagi saya adalah momen penting untuk berbicara tentang tema-tema edukasi, buku, cakrawala, perpustakaan, dan literasi.
Mengapa tema-tema itu perlu disoroti? Nah, ada beberapa pertimbangan yang menjadi latar belakang alasannya.
1. Tema tentang perpustakaan, cakrawala, dan literasi berhubungan dengan manusia yang berbudi baru
Bukan soal baru lagi jika orang mengatakan sumber daya manusia (SDM) itu sangat penting dalam upaya mencapai kemajuan suatu bangsa.
Apapun namanya, transformasi dan perubahan, baik itu diri sendiri maupun sosial, umumnya tetap saja membutuhkan sentuhan dari buku, literasi, dan urusan cakrawala cara berpikir.
Dalam arti ini, manusia tidak akan pernah mencapai suatu kemajuan yang luar biasa tanpa ada koneksi yang intensif dengan basis ilmu pengetahuan sebagai sumbernya.
Dalam perspektif seperti itulah tulisan ini coba mengajak para dosen, guru, mahasiswa, dan siswa-siswi untuk memiliki perspektif baru di awal tahun ajaran ini.
Awal tahun ajaran bukan soal perlengkapan alat tulis kantor (ATK) yang harus dilengkapi, tetapi pertama-tama adalah konsep dan cara berpikir yang positif tentang perpustakaan, buku, dan dunia literasi.
Iklim kampus dan rumah pendidikan akan menjadi berbeda ketika konsep dasar tentang hubungan tidak terpisahkan antara subjek dengan sumber ilmu pengetahuan ini dimiliki oleh semua civitasnya.