Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rumah sebagai Pusat Literasi: Menemukan Makna di Balik Huruf L dan Kegemaran Massal

23 Juli 2024   08:30 Diperbarui: 23 Juli 2024   10:45 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah sebagai pusat literasi | Foto: Ino Sigaze.

Saat itu, saya langsung memiliki gagasan sederhana: mengambil gambar-gambar di sekitar kamar. Di sana, saya menemukan bunga-bunga yang selalu saya sapa setiap pagi, bertanya kapan berbunga.

Foto: Ino Sigaze.
Foto: Ino Sigaze.

Ada pohon porang yang selalu rindang dan teduh, ada bougenville yang merah bersinar, ada pucuk merah yang mencoba menabur rona merahnya setiap pagi tiba. Belum lagi, dari dalam kamarku terdengar aneka kicauan burung di luar sana. 

Sebuah kenyataan yang sebenarnya sudah cukup bagi saya untuk membangun literasi pagi ini.

Berhenti Berliterasi Sama dengan Menutup Kenyataan Kreatif

Semakin saya menyadari bahwa literasi bisa dihubungkan dengan apa saja, terutama dengan alam dan keindahan, maka saya semakin tidak punya alasan untuk tidak menulis.

Literasi itu menyenangkan karena di sana kita bisa mengungkapkan apa saja yang dipertemukan dengan wawasan dan gagasan kita.

Foto: Ino Sigaze.
Foto: Ino Sigaze.

Di sana, kita bisa sampai pada gagasan tentang ekologi dan spiritualitas mencintai lingkungan. Ketika gairah literasi itu menggejolak, di sana ada konsep dan catatan bijak yang tertinggal. 

Meninggalkan catatan dan kata-kata bijak adalah bagian dari kampanye tentang kekuatan literasi yang hidup dan daya kreatif.

Literasi: Cahaya yang Menerangi Kegelapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun