Saat itu, saya langsung memiliki gagasan sederhana: mengambil gambar-gambar di sekitar kamar. Di sana, saya menemukan bunga-bunga yang selalu saya sapa setiap pagi, bertanya kapan berbunga.
Ada pohon porang yang selalu rindang dan teduh, ada bougenville yang merah bersinar, ada pucuk merah yang mencoba menabur rona merahnya setiap pagi tiba. Belum lagi, dari dalam kamarku terdengar aneka kicauan burung di luar sana.Â
Sebuah kenyataan yang sebenarnya sudah cukup bagi saya untuk membangun literasi pagi ini.
Berhenti Berliterasi Sama dengan Menutup Kenyataan Kreatif
Semakin saya menyadari bahwa literasi bisa dihubungkan dengan apa saja, terutama dengan alam dan keindahan, maka saya semakin tidak punya alasan untuk tidak menulis.
Literasi itu menyenangkan karena di sana kita bisa mengungkapkan apa saja yang dipertemukan dengan wawasan dan gagasan kita.
Di sana, kita bisa sampai pada gagasan tentang ekologi dan spiritualitas mencintai lingkungan. Ketika gairah literasi itu menggejolak, di sana ada konsep dan catatan bijak yang tertinggal.Â
Meninggalkan catatan dan kata-kata bijak adalah bagian dari kampanye tentang kekuatan literasi yang hidup dan daya kreatif.
Literasi: Cahaya yang Menerangi Kegelapan