Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kesadaran Pentingnya Kolaborasi Pendidikan Formal dan Nonformal

9 Juli 2024   06:22 Diperbarui: 9 Juli 2024   11:09 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran akan pentingnya kolaborasi antara pendidikan formal dan nonformal adalah basis yang kokoh untuk kemajuan bangsa. | Ino Sigaze.

Semenjak manusia belajar membaca dan menulis hingga menjadi manusia cerdas, kolaborasi positif dari pendidikan formal dan nonformal tidak pernah terpisahkan.

Bahkan tanpa ada diskusi untuk memisahkan secara permanen antara pendidikan formal dan nonformal. Demikian juga bangsa ini sejak berdirinya, Indonesia hidup dari dua iklim pendidikan formal dan pendidikan nonformal sekalipun dalam situasi sulit penjajahan.

Ya, itu adalah kenyataan yang tidak bisa disangkal dalam rentang sejarah pendidikan Indonesia. Babak perubahan selalu ada dan diharapkan oleh anak bangsa ini.

Baca juga: Pasang Surut

Namun, apakah sekarang orang harus membuat distingsi yang tegas apakah pendidikan formal saja yang mau ditonjolkan atau sebaliknya hanya pendidikan nonformal yang disoroti?

Tulisan ini coba menganalisis tentang betapa kenyataan kolaborasi positif antara pendidikan formal dan nonformal sejak semula menjadi bagian dari kemajuan bangsa ini.

1. Kenyataan Tidak Terpisahkan antara Pendidikan Formal dan Nonformal

Seberapa baiknya pendidikan nonformal, tetap saja tidak bisa menggantikan pendidikan formal. Mengapa?

Pertama, dalam pendidikan formal orang belajar mengenal dunia ilmu pengetahuan dari orang-orang yang punya kualifikasi khusus, yakni orang-orang yang berpendidikan khusus sesuai levelnya masing-masing.

Kedua, dalam pendidikan formal orang akan memperoleh pengakuan formal atas pencapaian secara formal dalam proses pendidikan berdasarkan kurikulum yang dicanangkan secara nasional.

Ketiga, dalam pendidikan formal pada kenyataan pelaksanaan hariannya, orang selalu memperhatikan sebuah sistem yang resmi terprogram, sistematis, dan terstruktur.

Keempat, dalam pendidikan formal terjadi suatu perjumpaan dan komunikasi yang terbuka dengan hubungan baru yang inklusif.

Tentu saja keempat hal ini tidak bisa didapatkan secara umum oleh siapa saja yang hanya menonjolkan pendidikan nonformal. Bagi orang tua yang memiliki latar belakang guru, tentu saja bisa membangun suatu iklim pendidikan nonformal seakan-akan formal di rumahnya, tapi bagaimana dengan orang tua yang sama sekali tidak berpendidikan?

2. Peran Penting Pendidikan Nonformal: Basis Pengenalan

Peran penting pendidikan nonformal harus diakui dan bisa saja tidak bisa dicapai di jenjang pendidikan formal. Anak didik memang harus sudah dibentuk karakter dan sikapnya mulai dari rumah.

Meskipun demikian, sekali lagi peran penting itu saja tidak cukup untuk hanya menempatkan pendidikan nonformal sebagai yang prioritas.

Saya percaya bahwa persentase kualitas pendidikan nonformal itu sangat tidak teratur dan kita tidak bisa mengukur skala kemajuannya.

Hal ini karena pendidikan nonformal tidak menggunakan program dan kurikulum, apalagi harus secara sistematis melakukan proses edukasi, bimbingan, dan pendampingan.

Oleh karena itu, pendidikan nonformal adalah basis pengenalan untuk dilanjutkan dan menjadi sebuah fondasi yang kuat di jenjang pendidikan formal.

3. Kolaborasi Pendidikan Formal dan Nonformal: Tanpa Harus Menggantikan Peran Keduanya

Kita tahu bahwa sesuatu yang berdiri kokoh itu membutuhkan fondasi, landasan, atau basis yang kuat. Dalam kerangka berpikir seperti itulah, saya pikir yang paling penting saat ini adalah memperkuat kesadaran bahwa pentingnya kolaborasi positif antara pendidikan formal dan nonformal.

Orang tua tidak boleh hanya menonton apa yang semestinya menjadi bagian dari tanggung jawab mereka di rumah, demikian juga orang tidak boleh merasa bahwa pendidikan formal itu tidak ada gunanya.

Dunia kerja formal saat ini tetap membutuhkan bukti formal dari standar kelulusan formal. Memang jika orang kreatif, sebenarnya tanpa ijazah pun orang bisa hidup, tapi berapa persen yang seperti itu.

Cerita keberhasilan orang-orang sukses tanpa pendidikan formal itu memang ada, tapi persentasenya sangat sedikit, jadi tidak bisa menjadi rujukan, apalagi sebagai sampel dari gagasan untuk mengutamakan hanya pendidikan nonformal.

Karena itu, yang paling penting adalah upaya peningkatan kesadaran tentang pentingnya kolaborasi antara pendidikan formal dan nonformal dengan cara seperti meningkatkan kerja sama antara orang tua dan para guru pelaksana formal pendidikan di sekolah.

Sebab hanya dengan dukungan positif orang tua, maka proses pendidikan formal itu menjadi lebih efektif dan berkualitas.

***

Salam berbagi, Ino, 9 Juli 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun