Ketiga, dalam pendidikan formal pada kenyataan pelaksanaan hariannya, orang selalu memperhatikan sebuah sistem yang resmi terprogram, sistematis, dan terstruktur.
Keempat, dalam pendidikan formal terjadi suatu perjumpaan dan komunikasi yang terbuka dengan hubungan baru yang inklusif.
Tentu saja keempat hal ini tidak bisa didapatkan secara umum oleh siapa saja yang hanya menonjolkan pendidikan nonformal. Bagi orang tua yang memiliki latar belakang guru, tentu saja bisa membangun suatu iklim pendidikan nonformal seakan-akan formal di rumahnya, tapi bagaimana dengan orang tua yang sama sekali tidak berpendidikan?
2. Peran Penting Pendidikan Nonformal: Basis Pengenalan
Peran penting pendidikan nonformal harus diakui dan bisa saja tidak bisa dicapai di jenjang pendidikan formal. Anak didik memang harus sudah dibentuk karakter dan sikapnya mulai dari rumah.
Meskipun demikian, sekali lagi peran penting itu saja tidak cukup untuk hanya menempatkan pendidikan nonformal sebagai yang prioritas.
Saya percaya bahwa persentase kualitas pendidikan nonformal itu sangat tidak teratur dan kita tidak bisa mengukur skala kemajuannya.
Hal ini karena pendidikan nonformal tidak menggunakan program dan kurikulum, apalagi harus secara sistematis melakukan proses edukasi, bimbingan, dan pendampingan.
Oleh karena itu, pendidikan nonformal adalah basis pengenalan untuk dilanjutkan dan menjadi sebuah fondasi yang kuat di jenjang pendidikan formal.
3. Kolaborasi Pendidikan Formal dan Nonformal: Tanpa Harus Menggantikan Peran Keduanya
Kita tahu bahwa sesuatu yang berdiri kokoh itu membutuhkan fondasi, landasan, atau basis yang kuat. Dalam kerangka berpikir seperti itulah, saya pikir yang paling penting saat ini adalah memperkuat kesadaran bahwa pentingnya kolaborasi positif antara pendidikan formal dan nonformal.