Dalam mitos dan budaya, takdir sering digambarkan sebagai kekuatan luar yang mengendalikan jalan hidup manusia.
 Meski begitu, banyak kepercayaan juga mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk membuat pilihan dan bertindak dalam kerangka takdir mereka. Jadi, takdir dan kebebasan kehendak bisa saling melengkapi.
Pada akhirnya, momen jatuhnya Zhang adalah tragedi yang menyayat hati. Meskipun kita bisa menyesalkan kurangnya respons medis yang cepat, kita juga harus menerima kenyataan bahwa ada hal-hal yang berada di luar kendali manusia.Â
Tidak ada yang tahu kapan saat kematian akan datang, dan pada titik tertentu, kita hanya bisa menerima bahwa Zhang telah kembali kepada Sang Pencipta.
Tambahan pertanyaan yang mengemuka adalah apakah pelatihan dan persiapan Tim Medis dalam acara internasional seperti ini sudah memadai? Apakah ada protokol yang cukup ketat untuk memastikan setiap kejadian darurat bisa ditangani dengan segera?Â
Insiden ini seharusnya menjadi momen introspeksi bagi pihak penyelenggara dan seluruh pihak terkait untuk menilai kembali kesiapan mereka dalam menangani situasi darurat.
Ini bukan hanya soal mempersalahkan, tapi soal belajar dari tragedi. Kejadian seperti ini seharusnya memacu semua pihak untuk meningkatkan standar keamanan dan kesehatan di arena olahraga.Â
Dari penyelenggara, pelatih, hingga tim medis, semua harus memiliki pemahaman yang jelas tentang pentingnya respons cepat dan tepat saat keadaan darurat.
Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelatihan CPR dan penggunaan AED juga perlu ditingkatkan.Â
dasar seperti ini seharusnya menjadi bagian dari pendidikan umum, sehingga di mana pun dan kapan pun terjadi keadaan darurat, selalu ada orang yang siap memberikan pertolongan pertama.
Kematian Zhang Zhijie bukanlah yang pertama di dunia olahraga, namun seharusnya menjadi yang terakhir.Â