Pada tahun 1980-an, orangtua mampu memberikan makanan bergizi alias 4 sehat 5 sempurna sehari dalam satu semester. Artinya, 44 tahun yang lalu orangtua di pedalaman sudah mampu memberikan makanan bergizi kepada siswa dua kali dalam setahun.
Dengan perhitungan kemajuan yang realistis, di tahun 2024 orangtua seharusnya sudah bisa memberikan makanan bergizi sebanyak 88 hari dalam setahun. Ini berarti dalam satu tahun, orangtua berkontribusi sebanyak 88 hari makanan bergizi.
Jumlah hari efektif siswa di sekolah dalam setahun sekitar 265 hari setelah liburan. Maka, tanggungan pemerintah menjadi 177 hari.
Artinya, setiap siswa akan ditanggung pemerintah selama 177 hari dalam setahun untuk biaya makanan bergizi. Jika biaya makanan bergizi sebesar Rp 40.000 per kali, maka total biaya setahun menjadi Rp 7.080.000 per anak, sedangkan tanggungan orangtua sebesar Rp 3.520.000.
4. Upaya Realisasi dan Penghematan Biaya
Upaya realisasi program perlu memperhitungkan penghematan biaya. Kemungkinan penyalahgunaan biaya bisa terjadi jika dana diberikan kepada sekolah.
Guru bertugas untuk mengajar, bukan memasak di sekolah. Ada kemungkinan guru harus membayar tenaga lain untuk memasak makanan bergizi bagi siswa.
Untuk mengantisipasi hal ini, dana bantuan makanan bergizi perlu ditransfer ke rekening siswa yang dipegang orangtua mereka. Orangtua yang harus menyediakan makanan bergizi untuk anaknya setiap hari, bukan guru di sekolah.
Dengan cara ini, orangtua akan termotivasi untuk belajar menyiapkan makanan bergizi dan sehat untuk anak-anaknya. Dampak lebih serius adalah orangtua akan termotivasi untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Dana ini tidak diberikan kepada keluarga yang anaknya tidak bersekolah. Dari situ, diharapkan semua orang akan termotivasi untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
5. Kepastian Perealisasian Program Makanan Bergizi