Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bekerja di Panti Jompo di Jerman: Pengalaman Berbeda dan Cuan Berlimpah

1 Juni 2024   11:45 Diperbarui: 4 Juni 2024   04:00 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja di rumah jompo di Jerman: Pengalaman Berbeda dan Cuan Berlimpah (Unsplash/Georg Arthur Pflueger)

Rumah jompo menyiapkan pilihan hidup masa depan yang aman, tetapi apakah itu adalah bagian dari budaya kita? Mana lebih penting mempertahankan budaya atau mempertahan hidup di usia tua? | Ino Sigaze

Sorotan topik tentang apakah rumah jompo akan menjadi pilihan masa depan masyarakat Indonesia atau tetap mempertahankan keyakinan budaya bahwa rumah jompo bukan bagian dari budaya kita, menarik untuk dikaji.

Dalam dinamika kehidupan sosial masyarakat modern, rumah jompo sering kali menjadi pilihan banyak orang. Pilihan ini tentunya dilatarbelakangi oleh berbagai alasan, yang erat kaitannya dengan kemodernan di satu sisi dan pola pikir masyarakat pada umumnya di sisi lain.

Tulisan ini lebih merupakan bagian dari pengalaman pribadi saya selama dua tahun bekerja di panti jompo di Jerman. Ulasan tentang pengalaman ini akan dibagi ke dalam beberapa poin penjelasan:

1. Tujuan Bekerja di Panti Jompo

Pertama kali saya ditawari untuk bekerja di panti jompo di kota Mainz adalah bersamaan dengan datangnya krisis COVID-19. 

Di tengah hembusan virus yang misterius itu, saya dihadapkan pada pertanyaan antara rasa nyaman dan panggilan untuk melayani orang-orang jompo.

Tujuan bekerja di panti jompo tentu saja adalah untuk melayani mereka. Pelayanan spiritual sesuai dengan profesi saya adalah yang bisa saya berikan. 

Ternyata di Jerman, tenaga Seelsorge (pemelihara jiwa) sangat dibutuhkan dan bahkan dianggap mutlak diperlukan di rumah jompo. 

Dari kenyataan itu, saya merasakan bahwa pilihan pelayanan saat itu melampaui sekadar pelayanan kemanusiaan. Tugas pelayanan di tengah orang asing tentunya memiliki tantangan yang menarik dan juga menegangkan.

https://diakonie-stadthagen.de
https://diakonie-stadthagen.de

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun