Ada banyak koperasi yang bersedia membantu keluarga mempersiapkan masa depan anak mereka melalui simpanan pendidikan, namun belum semua bisa terlibat karena berbagai alasan dan pertimbangan keamanan dan kepercayaan simpanan mereka.
Meskipun demikian, jika keluarga-keluarga sejak awal sudah mempertimbangkan pendidikan anak-anak mereka, maka kendala itu akan mudah diatasi saat ini.
Saya jadi ingat bagaimana pola persiapan yang dilakukan oleh keluarga-keluarga di Jerman. Keluarga baru yang punya komitmen memperoleh anak harus membuat perencanaan untuk masa depan anak mereka, secara khusus rencana pendidikan anak.
Perencanaan (Plan) bagi mereka sangat penting dan bahkan tidak ada orang Jerman yang hidup tanpa punya perencanaan. Jika mereka matang dalam keputusan kapan punya anak, maka mereka mulai menabung sejak saat itu untuk anak mereka.
Caranya adalah dengan berbicara kepada pihak Bank bahwa bunga dari simpanan mereka dialihkan sebagai simpanan untuk anak mereka.
Semakin besar simpanan mereka, tentu saja semakin besar pula simpanan untuk anak mereka. Sekali lagi, semua itu baru bisa dilakukan dengan baik jika keluarga punya perencanaan jangka panjang yang baik dan matang.
Tantangan yang penting bagi pemerintah saat ini tentu saja apakah mungkin pemerintah bisa memberikan pinjaman UKT yang langsung dibayar ke pihak universitas selama 4 sampai 5 tahun dengan perjanjian dan kontrak kerjasama untuk pembayaran kembali pinjaman.
Di Jerman, perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja merekrut mahasiswa-mahasiswi yang mau bekerja di perusahaan mereka sambil kuliah.
Biaya kuliah seluruhnya ditanggung perusahaan dengan kontrak perjanjian, setelah selesai mereka harus bekerja pada perusahaan itu selama 5 tahun.
Selama lima tahun itu mereka bekerja di perusahaan yang membiayai pendidikannya, namun mereka tetap punya gaji bulanan dan bahkan diberikan kebebasan apakah tetap mau bekerja di perusahaan yang sama atau keluar.
Itulah tantangan bagi bangsa dan negara kita, apakah mungkin perusahaan-perusahaan Tanah Air ini punya kebijakan seperti itu?