Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Evolusi Strategi Kampanye: Dari Pola Klasik hingga Gimmick yang Unik

25 Januari 2024   05:20 Diperbarui: 25 Januari 2024   20:37 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deklarasi kampanye damai di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (23/9/2018).(KOMPAS.com/ABBA GABRILIN)

Logikanya seperti ini: Jika caleg itu bisa punya kesempatan masuk rumah masyarakat itu beberapa kali, dan bahkan sampai mengunjungi mereka di saat mereka bekerja di kebun, maka pilihan mereka tidak akan goyah.

Artinya bahwa aksi dini dan senyap itu sebenarnya jalan efektif untuk menghidupkan kepercayaan dan kesetiaan pemilih.

Kesetiaan pemilih dan kriteria tersembunyi

Kesetiaan masyarakat saat ini akan berbanding lurus dengan seberapa sering caleg itu berjumpa dengan mereka secara pribadi. Meskipun demikian, sebagian masyarakat yang justru punya kriteria tertentu caleg pilihan mereka.

Kesetiaan pemilih dan kriteria tersembunyi adalah dua hal yang perlu diketahui oleh para caleg. Masyarakat saat ini merupakan masyarakat yang kritis dan telah berpengalaman karena sebagian besar telah mempelajari sejarah dengan baik.

Bagi kelompok seperti itu, terasa susah sekali seorang caleg hanya menjual visi dan misi saja tanpa uang. Pada posisi itu akan terlihat bahwa politik itu punya bayaran yang mahal.

Bayangkan saja, jika dua pola pendekatan kampanye di atas diterapkan semua yang disertai dengan uang, maka seberapa besar biaya seseorang menjadi caleg, tentu saja hal ini akan menjadi kajian yang menarik.

Kriteria tersembunyi itu saat ini telah berevolusi hingga sampai pada neraca perbandingan antara caleg yang satu dengan caleg yang lainnya.

Prinsip masyarakat cerdas saat ini adalah suara dan kesetiaan mereka sedang diperebutkan. Oleh karena itu, mereka akan menjual itu tanpa kesempatan tawar menawar, namun caleg sendiri harus memahami situasi itu.

Singkatnya, caleg mana yang lebih intensif berbagi dan mengunjungi mereka, maka dialah yang berhak mendapatkan suara.

Caleg berani beda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun