Di penghujung tahun 2023 kita berkumpul bersama teman-teman dan keluarga tidak lain hanya untuk melepaskan saat-saat terakhir 2023 secara bersama.Â
Sebagian dari kita mungkin terlalu sulit untuk melepaskannya karena ternyata tahun 2023 punya cerita indah yang tak terlupakan.
Ada perjumpaan baru dengan orang-orang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya. Hampir seperti sebuah kebetulan perjumpaan itu terjadi. Semuanya terjadi dalam rentang hari 365 hingga saat ini.
Ada banyak detail kisah yang masih terngiang di pikiran dan hati. Ada catatan-catatan lepas yang tidak lengkap lebih-lebih tentang waktu menit dan detik. Semuanya benar-benar akan berlalu tanpa koreksi dan peduli.
Ada fajar yang menyingsing begitu indah di pagi hari, tapi tak ada puisi yang menjadi bingkai cahayanya setiap hari. Tak semua bisa mengerti bahwa fajar dan puisi itu partner literasi sastrawi.
Keluh dan lirih sepanjang tahun cuma tentang panas yang membara dan membakar kulit. Petani-petani mengeluh dan sesekali protes tanpa tahu kepada siapa mereka harus menuding.
Kenapa panas panjang seperti ini? Apakah ini hukuman, ketika begitu banyak manusia tidak punya waktu lagi untuk menatap Penciptanya di langit yang tinggi dan di bumi ini.
Jeritan panas kini sudah menjadi tangisan global manusia, binatang dan tumbuhan di mana-mana. Semua terasa seperti terbakar karena matahari dengan suhu tinggi setiap hari.
Matahari ternyata tidak bisa kompromi dan bahkan tuli. Tak peduli jeritan dan tangisan penghuni bumi. Ia bercaya dalam rotasi yang berulang selama 365 hari.
Para ahli ingin membuat terobosan dengan membangun pembungkus bumi, tapi semua tidak tahu kapan itu semua bisa terjadi. Keluhan selama 365 hari ternyata tidak bisa mengubah rotasi tata surya di langit.