Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Natal Itu Bukan Saja Soal Makanan, tapi Juga Soal 3 Hal Ini

23 Desember 2023   18:29 Diperbarui: 24 Desember 2023   20:55 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merayakan Natal bersama keluarga. Sumber: Shutterstock/Yuganov Konstantin via Kompas.com

Sorotan topik terkait Natal kali ini rupanya lebih fokus pada makanan. Namun sebenarnya, Natal bukan hanya soal makanan.

Meskipun orang dapat berbicara tentang menu khas Natal atau makanan liburan, seharusnya kita tidak lupa bahwa Natal lebih dari sekadar makan dan minum serta hidangan khas.

Oleh karena itu, saya mencoba menyoroti aspek lain dari perhatian pada makanan, tanpa sepenuhnya menghilangkan topik tersebut. 

Saya bersyukur bahwa sorotan topik terkait makanan khas Natal membuka pandangan saya untuk merenungkan Natal tahun ini lebih dari sekadar hal-hal materi.

Paulus tentang Kerajaan Allah

Kitab Suci juga membahas tentang makanan, dan umat Kristen tahu bahwa ada perjamuan makan malam bersama, memberi makan kepada ribuan orang, dan tentu saja, catatan mengenai Kerajaan Allah dari rasul Paulus yang mencolok.

Paulus menulis dengan tegas tentang apa itu Kerajaan Allah. Dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma 14:17 TB, dikatakan, "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita melalui Roh Kudus." 

Bagi saya, versi terjemahan itu tidak sepenuhnya menekankan maknanya. Oleh karena itu, saya mencoba memperlihatkan teks aslinya dalam bahasa Yunani: " ὁ γὰρ βασιλεία τοῦ θεοῦ οὐκ ἐστιν βρῶσις καὶ πόσις, ἀλλὰ δικαιοσύνη καὶ εἰρήνη καὶ χαρὰ ἐν πνεύματι ἁγίῳ." Dari teks asli itu, jelas terlihat kata "estin" menunjukkan unsur definitif.

Jadi, seharusnya diterjemahkan sebagai: "Kerajaan Allah adalah bukan soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus."

Keberadaan kata "adalah" sangat penting untuk menunjukkan bahwa yang dijelaskan adalah hal yang definitif. Paulus menolak pandangan sempit bahwa ketaatan pada hukum makanan dan minuman adalah inti dari kehidupan rohani. 

Sebaliknya, ia menekankan bahwa Kerajaan Allah tidak terikat pada aturan tertentu seputar makanan dan minuman.

Dapat dilihat dalam teks aslinya bahwa "ἐστιν" adalah kata kerja "adalah" yang seharusnya jelas dan tegas. Lihat dalam terjemahan bahasa Indonesia, unsur definitifnya tidak begitu tampak. 

Tanpa pernyataan definitif, orang dapat salah mengerti hal yang pokok dan yang tidak penting, bahkan bisa terbalik. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan pernyataan definitif.

Hal yang sama berlaku untuk konteks Natal. Pada dasarnya, Natal bukan hanya tentang makanan dan minuman, melainkan tentang pemenuhan janji dan ramalan dalam Perjanjian Lama.

Natal tidak hanya berkaitan dengan makanan dan minuman, tetapi lebih kepada kedatangan Dia yang disebut sebagai Immanuel atau Allah beserta kita. 

Dia adalah Sabda yang menjadi manusia, menyamai kita kecuali dalam dosa, lalu membebaskan dan menyelamatkan manusia.

Natal bukan saja soal makanan, tapi soal 3 hal ini | Liputan6.com
Natal bukan saja soal makanan, tapi soal 3 hal ini | Liputan6.com

Natal dan Budaya Eropa

Meskipun begitu, dalam banyak budaya, perayaan Natal tidak bisa dipisahkan dari makanan dan minuman. Di Eropa, misalnya, suasana pasar Natal dan perayaan selalu dikaitkan dengan makanan dan minuman. 

Apakah itu salah secara teologis? Tentu saja, berbeda-beda tergantung pada landasan dan alasan masing-masing.

Natal memang perlu dirayakan dengan makanan dan minuman sebagai bentuk perayaan perjumpaan dan kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman, penuh sukacita. 

Tradisi berbagi kado, coklat, dan makan malam bersama dengan tata meja istimewa bagi sebagian orang dalam budaya tertentu adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari cerita Natal yang telah menjadi budaya.

Namun, yang perlu diingat adalah bahwa Natal perlu dirayakan dengan sukacita dan damai. Oleh karena itu, warna khas dari perayaan Natal selalu disertai dengan ucapan selamat atau salam damai Natal.

Ada tiga hal yang perlu dimaknai dalam perayaan Natal seiring dengan sorotan Paulus tentang Kerajaan Allah:

1. Kebenaran

Dalam konteks ini, kebenaran merujuk pada pemahaman dan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Bagi Paulus, Kerajaan Allah berakar pada kebenaran yang dinyatakan dalam ajaran dan kasih karunia Kristus.

"Dikaiosynē" (δικαιοσύνη), kata Yunani yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "kebenaran" dalam konteks Roma 14:17, mencakup konsep keadilan atau kebenaran moral dalam teologis dan filosofis. 

Dalam banyak teks Alkitab, "dikaiosynē" sering dihubungkan dengan konsep kehidupan yang sesuai dengan kehendak ilahi, atau hidup dengan cara yang benar dan adil di hadapan Allah dan sesama. 

Dalam pemahaman Kristen, dikaiosyn juga sering terkait dengan konsep keselamatan dan pembenaran oleh iman dalam Kristus.

2. Damai Sejahtera

Damai sejahtera di sini tidak hanya mengacu pada ketiadaan konflik, tetapi juga melibatkan keselarasan dan keharmonisan dalam hubungan dengan Allah dan sesama. 

Kerajaan Allah membawa damai sejahtera yang melampaui pemahaman manusiawi.

3. Sukacita

Paulus menyoroti dimensi sukacita yang berasal dari hubungan yang benar dengan Allah melalui karya Roh Kudus. Sukacita ini tidak tergantung pada keadaan fisik atau lingkungan, tetapi bersumber dari hadirat Allah di dalam hidup orang percaya.

Pada dasarnya, Natal perlu dirayakan dengan sukacita sambil berbagi kasih dengan siapa saja dalam satu kebersamaan yang dapat diungkapkan melalui makan bersama. 

Perjamuan kebersamaan itu mengingatkan kita akan perjamuan kehadiran Allah yang menyertai kita sekarang dan selamanya.

Salam berbagi, Ino, 23 Desember 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun