Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Orang Perlu Menulis Kembali Kenangannya?

30 November 2023   07:40 Diperbarui: 30 November 2023   07:49 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pun yang menulis pasti melakukannya dengan gaya tertentu sebagai bentuk literasi bebas dan ekspresi batinnya | Ino Sigaze.

Dalam seni berliterasi, seseorang selalu melukiskan kenangan hidupnya. Ternyata, literasi dan kenangan tidak dapat dipisahkan. 

Hubungan keterkaitan inilah yang mendorong saya untuk menulis kembali pesan dari kenangan November 2023.

Tulisan ini lebih merupakan eksplorasi jejak kehidupan dengan tujuan agar momen-momen indah dapat dilihat kembali dengan makna dan pesannya. 

Menatap kembali hari-hari yang telah lewat tidak selalu berarti membongkar luka, melainkan lebih pada mengangkat serpihan perjumpaan yang terlewatkan dari gelombang refleksi dan penemuan makna.

Mengapa orang perlu menulis kembali kenangannya? Ada beberapa alasan berikut:

1. Dalam kenangan terdapat pesan indah untuk masa depan.

Saya teringat peribahasa Jerman, "Die Vergangenheit ist ein Licht am Eingang der Zukunft aufgestellt, um einen Teil der Zukunft aufzuhellen" -- "Masa lalu adalah cahaya yang ditempatkan di pintu masuk masa depan untuk menerangi sebagian masa depan." Samuel Gottlieb Brde. 

Peribahasa ini berasal dari pengalaman, di mana kata-kata bijak sering kali muncul dari orang yang memeriksa kembali pengalaman hidupnya.

Dari masa lalu, seseorang memperoleh penerangan dan pemahaman tentang apa yang baik dan penting saat memasuki pintu masa depannya secara lebih pasti dan berkualitas.

Oleh karena itu, merefleksikan kembali gambar-gambar dari perjumpaan harian dengan alam dan manusia adalah bagian tak terpisahkan dari membongkar pesan bijak masa lalu untuk mencapai masa depan yang cerah dan pasti.

2. Menulis kenangan adalah bagian dari mewariskan cerita.

Setiap hari kehidupan manusia adalah satu cerita tentang hidup dan segala dimensinya. Cerita kehidupan yang tertulis akan mengisi ruang baru, yaitu warisan literasi kehidupan.

Berbeda ketika seseorang tidak menuliskannya, pengalaman dan kenangan yang hanya diingat akan terbatas pada kalangan tertentu. Luasnya cerita hanya akan sejauh orang yang mendengarkannya. 

Berbeda dengan tulisan; tulisan selalu memiliki dimensi keterbukaan bagi siapa saja dan di mana saja.

Keluasan ruang tulisan itulah yang membuat kita menyadari betapa berharganya menulis kenangan dalam rangka mewariskan jejak kehidupan yang baik dan bermakna.

Orang Jerman mengatakan, "Wir knnen das Gestern nicht zurckholen, aber die Zukunft knnen wir gewinnen oder verlieren - Kita tidak bisa mengulang kejadian kemarin, tapi kita bisa menang atau kalah di masa depan " -- Lyndon B. Johnson.

Alasan kita menulis kenangan tidak lain karena kenyataan menunjukkan bahwa kita tidak bisa lagi mengulang kembali apa yang pernah kita alami sebelumnya.

3. Menuliskan kenangan adalah bagian dari proses penyembuhan diri.

Banyak orang tidak sanggup menceritakan kembali kenangannya, terutama kenangan pahit. Tidak hanya itu, sebagian orang memilih untuk berdiam diri saja. 

Tekanan psikis tentu saja sangat memengaruhi orang-orang yang tertutup dan sama sekali tidak sanggup menceritakan kenangan mereka.

Dalam konteks seperti itu, menulis kenangan dapat sangat membantu sebagai proses penyembuhan diri. 

Orang mungkin memilih untuk diam dan menulis seolah-olah sedang berkomunikasi dengan dirinya sendiri.

Pada saat seseorang menulis, ia sebenarnya sedang membangun komunikasi dengan dirinya sendiri. Di sana, akan ada komunikasi dengan serpihan kenangan masa lalu.

Apalagi ketika ia menulis kenangan dengan menggunakan bahasa dan kata-kata yang benar-benar menyentuh batinnya, proses itu mungkin disertai dengan air mata. 

Proses penyembuhan diri sendiri terjadi melalui fase-fase seperti hening dan refleksi terhadap posisi diri di masa lalu, perjuangan pribadi pada saat itu, dan bagaimana ia berhasil melewati semua masa-masa yang sulit dan kritis, membawa dirinya ke titik saat ini.

Bahkan, ia akan merasakan keharuan baru. Pada saat itu, air mata dan kelegaan mungkin datang. Ia perlahan-lahan menyadari bahwa hidupnya memiliki arti bagi orang lain. 

Setelah berhasil bangkit dari keterpurukan, ia dapat memberikan bantuan kepada orang lain, menguatkan mereka dengan kata-kata dan pengalaman hidupnya.

Pada proses tersebut, pikiran positif menguasai. Kesembuhan terjadi saat seseorang didominasi oleh daya optimisme. Sekali lagi, semua ini dapat diungkapkan melalui tulisan. 

Jadi, pada dasarnya, menulis kenangan adalah bagian dari cara seseorang menyembuhkan dirinya sendiri.

Salam berbagi, Ino, 30 November 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun