Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Schlemmen Gegen Spende, Solidaritas Tanpa Sekat

29 November 2023   13:02 Diperbarui: 29 November 2023   14:09 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Schlemmen gegen Spende | Dokumen pribadi Grup Aksi Berbagi untuk Flores.

Hati yang baik akan melahirkan aksi yang baik | Ino SIgaze

Schlemmen gegen Spende atau berpesta untuk suatu sumbangan telah menjadi moto dari sejumlah orang Indonesia yang berada di Frankfurt baru-baru ini.

Sejak beberapa bulan yang lalu, saya telah berdiskusi dengan Ibu Occe, Ibu Rosely, dan Ibu Jofi yang sudah sering mengadakan event besar di Frankfurt untuk tujuan promosi budaya Indonesia.

Kali ini, diskusi kami menjadi lebih spesifik, yaitu untuk mendukung karya pelayanan pembinaan iman dan edukasi untuk anak-anak di Flores.

Inisiatif tiga ibu itu akhirnya membuahkan hasil dan semakin besar, mengumpulkan orang-orang Indonesia di Frankfurt dan sekitarnya.

Sangat mengagumkan melihat tergabungnya tim yang kuat dan giat dengan pengorbanan yang luar biasa. 

Mereka itulah yang patut diingat dan dikenang dalam tulisan ini: Ibu Occe, Ibu Jofi, Ibu Rosely, Ibu Yanthi, Ibu Iin, Aldo, Filipi, Ibu Heni, Jeanne, Louisa, Nael, Ibu Niluh, Ibu Vaniri, Ibu Winny Jie, Ibu Yani, Ibu Lili, Ibu Marselina, Meiliani, Meiwill, Rena Stevanie, Yinna, dan tentu saja bersama keluarga dan sahabat mereka.

Saya sangat mengagumi bagaimana mereka bisa melaksanakan aksi dengan moto "Schlemmen gegen Spende untuk Flores". Mereka telah menunjukkan aksi solidaritas yang total.

Mereka memberikan yang terbaik dan total dari apa yang mereka miliki, mulai dari kemampuan dalam mengorganisir sampai terlibat secara langsung pada hari puncaknya, pada 19 November 2023.

Mereka terlibat seakan menjadi tuan rumah pesta dengan menyiapkan makanan dan minuman untuk para tamu yang hadir.

Saya masih ingat, untuk acara Schlemmen gegen Spende itu, kami hanya mengadakan dua kali pertemuan online. 

Sangat jelas bahwa mereka adalah sekelompok orang berjiwa sosial yang lebih banyak berbuat baik daripada bicara.

Aksi konkret mereka terkadang membuat saya seperti orang bisu yang hanya bisa mengagumi dan terharu. Reaksi spontan dalam menyiapkan segala sesuatu sungguh mendatangkan haru.

Saya pernah bertanya pada diri sendiri, siapakah saya bagi mereka? 

Sewaktu di Jerman, saya jarang bertemu dengan mereka, tapi tidak terduga bahwa kasih dan kebaikan itulah yang menggerakkan dan mempertemukan semua orang di belahan dunia yang berbeda.

Saya sungguh terkesan dengan cara mereka. Dari momen aksi itu, saya belajar beberapa hal ini:

Pertama, kasih dan kebaikan selalu menggerakkan banyak orang lain untuk juga berbuat baik.

Kedua, kelimpahan bagi mereka yang bekerja dengan cinta dan ketulusan selalu menjadi janji berkat yang selalu terpenuhi pada saatnya.

Ketiga, manusia di dunia modern bekerja lebih rasional, dan rasionalitas mereka melampaui sekat perbedaan yang ada.

Keempat, kemanusiaan rupanya menjadi semakin penting daripada identitas keagamaan tertentu yang dimiliki seseorang.

Kelima, orang yang bisa memberi sebenarnya bukan hanya orang yang kita kenal, tetapi siapa saja dan di mana saja yang memiliki hati peduli.

Schlemmen gegen Spende telah menjadi kenangan yang tidak terlupakan dan telah melahirkan refleksi tentang kesatuan hati kita di belahan dunia yang berbeda.

Saya ingin cerita ini menjadi cerita inspirasi untuk semua orang yang saya layani di Flores. Foto kenangan mereka akan menjadi lembaran cerita cinta yang tidak akan pudar.

Mereka telah memberikan dengan butiran kasih yang murni. Mereka bekerja dengan gembira dilandasi rasa syukur yang berlimpah. 

Tak hanya itu, kenangan cerita yang sungguh membekas, saat-saat dilanda cemas sebelum mulai mengadakan Bazar, mereka berdiri bergandengan tangan hening berdoa sebagai orang yang mengenal Tuhan.

Mereka berdoa menurut kepercayaan masing-masing dengan bahasa hening yang membahana suara kasih dalam kalbu mereka. 

Gambar itu benar-benar mendatangkan haru seakan doaku terkabul bahwa cinta dan kepedulian Tuhan datang pada saat yang tepat.

Dokumen pribadi Aksi Berbagi untuk Flores.
Dokumen pribadi Aksi Berbagi untuk Flores.

Hari itu, saya berkanjang dalam doa, ingin menelpon dan melihat seperti apa gerakan aksi mereka di Deutschland. Tepat pukul 24 malam waktu Flores, Indonesia, saya ditelepon untuk bersua muka.

Saat itu, saya melihat wajah mereka begitu berseri riang. Pesan kasih dan sukacita tertangkap jelas malam itu. 

Hati saya diliputi rasa haru dan bahagia, sampai sulit tidur saat saya mengenang cara mereka mendukung saya.

Cinta tanpa batas agama memang jauh lebih indah karena di sana akan datang letupan perjumpaan dengan yang asing dan tidak biasa.

Yang mustahil itu hanya mungkin terjadi bagi mereka yang tertutup mata dan hati.

Di kala bara kasih itu menyala, maka kobaran nyalanya tidak bisa lagi padam. Saya terpesona dengan barisan cerita dan aksi mereka pada 19 November 2023 yang lalu.

Semua tercurah karena cinta. Cinta untuk mereka yang tertinggal melahirkan gelora dinamika yang berimbas. 

Aksi Schlemmen gegen Spende akhirnya didukung secara mengagumkan oleh Bapak Konjen Frankfurt, Bapak Antonius Yudi Triantoro.

Pada momen hari puncaknya, hadir yang mewakil dari KJRI Frankfurt. Cerita dan kenangan itu sangat berharga bagi saya bersama dengan teman-teman di Flores.

Cerita indah tentu saja dirindukan oleh semua orang dan bahkan semua orang ingin bahwa cerita indah itu tidak akan cepat berakhir. 

Harapan dan kerinduan tentu saja hidup agar suatu saat kita bisa berjumpa.

Kita berjumpa dalam harapan dan perjuangan untuk mereka yang membutuhkan bantuan dalam edukasi dan pemanusiaan. 

Narasi dan cerita ini telah menjadi bingkai kerjasama yang optimis bahwa di dunia ini masih ada banyak yang peduli pada edukasi dan literasi.

Dari mereka, saya mengacungkan jempol untuk mencoba melukis kisah ini dengan barisan kata-kata yang membentuk narasi dengan ciri literasi kehidupan.

Kepada teman-teman semua yang telah menyalurkan energi kasih, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. 

Cinta dan pemberian Anda adalah sebuah kesaksian tentang cinta Tuhan yang tanpa batas bagi semua manusia.

Salam berbagi, Ino, 29 November 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun