Sayangnya, kekhasan tersebut belum dipadukan dengan pariwisata dengan konsep yang baik dan matang, sehingga gemanya terkait kemandirian ekonomi kelautan masih terasa lemah.
Oleh karena itu, dalam diskusi dengan kepala desa (Kades) setempat, saya menyoroti perlunya alokasi dana pembangunan wilayah pesisir sebagai tempat pasar malam dengan penataan taman dan stand untuk penjualan kuliner lokal seperti Were dan Mberse.
Pembangunan yang sudah dan sedang berlangsung menuju kemandirian ekonomi pesisir sudah dimulai dengan pembangunan tembok penahan hempasan gelombang laut selatan.Â
Area tembok penahan tersebut nantinya akan menjadi tempat mancing bagi siapa saja yang suka mancing, sambil santai dan menikmati kuliner lokal di pesisir laut.
3. Sektor Pariwisata dengan Konsep Penggabungan Potensi Lain Mudah Mengumpulkan Manusia
Manusia di mana saja tentu menyukai hiburan. Secara umum, masyarakat Indonesia menyukai hiburan, belanja, makan, dan fotografi.
Potensi tersebut dapat digabungkan dalam satu konsep pariwisata di pesisir. Terutama dalam banyak budaya, orang suka dengan musik, hiburan, dan tarian.
Sebagai contoh, belum lama ini, telah diuji minat masyarakat lokal terkait pasar malam dan hiburan. Dua penjual datang membawa barang-barang elektronik, lampu listrik, dan barang-barang lainnya.Â
Mereka meminta izin dari desa setempat, lalu menghidupkan musik, menyanyi, dan memberikan komentar dengan alat pembesar suara.
Setengah jam kemudian, orang-orang datang dan berbelanja. Sayangnya, eksperimen ini belum lengkap. Namun, saya yakin bahwa jika konsep tersebut dipadukan dengan penjualan kuliner khas, maka semakin banyak orang akan betah.
Mengumpulkan banyak orang dan menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat sebenarnya sudah menjadi titik awal untuk memulai pembicaraan tentang ekonomi pesisir dengan pusatnya pada sektor pariwisata.