Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

3 Alasan Mengapa Sektor Pariwisata Paling Menjanjikan Ekonomi Pesisir

19 November 2023   03:16 Diperbarui: 19 November 2023   19:15 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 alasan mengapa sektor wisata paling menjanjikan ekonomi pesisir | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Sektor pariwisata bisa menjadi paling menentukan kemajuan ekonomi masyarakat, jika didukung dengan kesadaran dan kerjasama dari semua pihak. Orang perlu menjadi kreatif dan berani mempromosikan budaya, alam dan kuliner lokal melalui literasi | Ino Sigaze.

Ekonomi kelautan Indonesia memiliki potensi dan peluang yang sangat besar. Orang bisa saja berbicara tentang kemajuan ekonomi secara umum berdasarkan potensi-potensi wilayah pesisir.

Meskipun demikian, potensi ekonomi kelautan tidak hanya bisa tercapai dengan memotret pemandangan pantai sebanyak-banyaknya dan kemudian mempostingnya pada dinding media sosial.

Tampaknya kebiasaan umum itu tidak cukup, apalagi ketika orang berpikir tentang pengembangan wilayah pesisir sebagai suatu sektor pariwisata yang paling menjanjikan.

Tulisan ini mencoba membahas alasan mengapa sektor wisata menjadi yang paling potensial bagi kemajuan ekonomi pesisir. Berikut beberapa alasan:

1. Sektor Pariwisata Mudah Dipadukan dengan Budaya dan Kekayaan Alam

Sektor pariwisata menjanjikan karena selera pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri umumnya tertuju pada wilayah pantai. 

Pantai atau pesisir laut telah menjadi potensi alam yang hanya perlu kreativitas untuk dipadukan dengan potensi lainnya sehingga semakin menarik dan memesona.

Kekayaan alam Indonesia yang sangat indah sudah menjadi modal dasar, menjadi alasan untuk memulai pembicaraan tentang cara menjadikan Indonesia populer di dalam dan di luar negeri. 

Konsep hibrid menjadi menarik dan berpotensi besar agar ekonomi pesisir menjadi lebih hidup.

Pengalaman di pelabuhan Split, Kroasia pada Juni 2023 lalu, mengingatkan saya pada kreativitas masyarakat dalam menampilkan kekhasan budaya mereka di wilayah pesisir. 

Pesisir laut di Split, Kroasia| Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.
Pesisir laut di Split, Kroasia| Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Masyarakat Kroasia, misalnya, terbiasa menampilkan nyanyian dalam bahasa asli, pakaian kerajaan, dan bangunan yang menjadi spot foto di arah pantai Split.

Dengan jelas terlihat bahwa orang-orang berlomba-lomba untuk mengambil foto dan menyimpan kenangan di pesisir laut di sekitar pelabuhan Split.

Dalam hubungan antara pariwisata dan budaya, Indonesia tampaknya lebih kaya akan budaya dibandingkan dengan negara-negara di Eropa. 

Keberagaman budaya Indonesia terasa lebih unik dibandingkan dengan warisan budaya modern yang terkadang terlihat monoton dan membosankan.

2. Sektor Pariwisata Tidak Terlepas dari Cerita Tentang Kuliner Lokal

Negara-negara yang terkenal dengan pariwisata selalu memiliki hubungan erat dengan kuliner khas mereka. Indonesia, sebagai satu negara di Asia Tenggara, juga kaya akan kuliner lokal.

Apalagi ketika ditemui kuliner lokal yang memiliki sejarah dan tradisi yang masih hidup hingga saat ini. 

Sebagai contoh, ketika saya berkunjung ke pesisir laut di Mauloo, Flores, saya berinteraksi dengan ibu-ibu setempat yang bercerita tentang tradisi penangkapan ikan "Were dan Mberse". Were dan Mberse sudah menjadi makanan khas di daerah ini.

Keindahan karang di pesisir Mauloo, Flores, NTT | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.
Keindahan karang di pesisir Mauloo, Flores, NTT | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Sayangnya, kekhasan tersebut belum dipadukan dengan pariwisata dengan konsep yang baik dan matang, sehingga gemanya terkait kemandirian ekonomi kelautan masih terasa lemah.

Oleh karena itu, dalam diskusi dengan kepala desa (Kades) setempat, saya menyoroti perlunya alokasi dana pembangunan wilayah pesisir sebagai tempat pasar malam dengan penataan taman dan stand untuk penjualan kuliner lokal seperti Were dan Mberse.

Pembangunan yang sudah dan sedang berlangsung menuju kemandirian ekonomi pesisir sudah dimulai dengan pembangunan tembok penahan hempasan gelombang laut selatan. 

Area tembok penahan tersebut nantinya akan menjadi tempat mancing bagi siapa saja yang suka mancing, sambil santai dan menikmati kuliner lokal di pesisir laut.

3. Sektor Pariwisata dengan Konsep Penggabungan Potensi Lain Mudah Mengumpulkan Manusia

Manusia di mana saja tentu menyukai hiburan. Secara umum, masyarakat Indonesia menyukai hiburan, belanja, makan, dan fotografi.

Potensi tersebut dapat digabungkan dalam satu konsep pariwisata di pesisir. Terutama dalam banyak budaya, orang suka dengan musik, hiburan, dan tarian.

Sebagai contoh, belum lama ini, telah diuji minat masyarakat lokal terkait pasar malam dan hiburan. Dua penjual datang membawa barang-barang elektronik, lampu listrik, dan barang-barang lainnya. 

Mereka meminta izin dari desa setempat, lalu menghidupkan musik, menyanyi, dan memberikan komentar dengan alat pembesar suara.

Setengah jam kemudian, orang-orang datang dan berbelanja. Sayangnya, eksperimen ini belum lengkap. Namun, saya yakin bahwa jika konsep tersebut dipadukan dengan penjualan kuliner khas, maka semakin banyak orang akan betah.

Mengumpulkan banyak orang dan menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat sebenarnya sudah menjadi titik awal untuk memulai pembicaraan tentang ekonomi pesisir dengan pusatnya pada sektor pariwisata.

Jadi, sektor pariwisata memang paling menjanjikan dan bisa diwujudkan dengan kemungkinan besar perubahan ekonomi masyarakat. 

Ekonomi pesisir dengan sektor dasarnya pariwisata ternyata mudah diwujudkan tanpa harus banyak mengeluarkan uang.

Meskipun demikian, pemahaman tentang pariwisata dengan konsep perpaduan budaya, keindahan alam, dan kuliner perlu disosialisasikan kepada masyarakat.

Logika Kemandirian Ekonomi Pesisir dan Literasi.

Logikanya sederhana: Jika masyarakat pesisir semakin memahami keterhubungan antara pariwisata dengan budaya dan adat istiadat mereka, maka minat banyak orang yang datang akan semakin meningkat, membawa berkah bagi mereka.

Jika semakin banyak orang menyadari bahwa pariwisata adalah tentang kumpulan orang yang suka makan, suka belanja, dan suka foto, maka mereka akan menjadi kreatif dalam menyediakan makanan lokal dan barang-barang khas lainnya yang bisa dijual.

Kemandirian ekonomi masyarakat pesisir sangat bergantung pada kreativitas mereka sendiri dalam membaca peluang berdasarkan potensi sektor pariwisata yang sudah ada. 

Semakin mereka terbuka pada konsep hibrid dan kekhasan lokal, maka sektor pariwisata di daerah pesisir akan semakin menarik dan maju secara ekonomi.

Promosi sektor pariwisata yang terhubung dengan budaya, kekayaan alam dan kuliner akan menemukan jalan lurus ketika dipadukan lagi dengan literasi.

Literasi bisa menjadi jembatan solusi yang menjadikan "yang lokal" itu terkenal dan menjadi populer di dunia internasional. Demikian pula sebaliknya, melalui literasi orang akan belajar dari "yang lain" di dunia lain untuk memotivasi diri mereka.

Literasi yang baik tentu saja akan membangkitkan minat dan pilihan. Literasi yang jujur dengan diksi yang unik terhubung dengan kelokalan selalu punya gairah (Leidenschaft) meraih masa depan yang lebih baik.

***

Salam berbagi, Ino, 19 November 2023.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun